- iklan atas berita -

Manokwari, Metro times- Beberapa mahasiswa asal kabupaten Tambrauw yang tinggal di Manokwari, tepatnya di asrama mahasiswa Tambrauw dalam bulan Maret ini akan diusir oleh pemilik tanah asrama. Demikian disampaikan salah satu mahasiswa asal tambrauw di Manokwari, beberapa waktu lalu.

“ Kalau pemerintah Kabupaten Tambrauw tidak segera menyelesaikan masalah pembayaran tanah asrama, kami akan diusir oleh pemilik tanah,” katanya, dengan mata yang berbinar menahan kesedihannya.

Mereka, para mahasiswa ke Manokwari guna mengenyam pendidikan, yang mana setelah selesai nanti, akan ikut serta berperan membangun Kabupaten Tambrauw yang merekan cintai. Namun, melihat kondisi mahasiswa yang saat ini berada di asrama Manokwari sangat mengenaskan. Meraka merasa ketakutan, karena terancam akan diusir.

“Kami akan tinggal dimana?, kami ini mahasiswa penerus bangsa, kenapa kami harus ditelantarkan oleh para pemimpin di kabupaten kami,” tandasnya sembari menanyakan nasib para mahasiswa.
Saat dikonfirmasi, Kabag Humas Setda Kabupaten Tambrauw, Philipus Peneonde, S.Sos Philipus mengakui, dirinya telah mengkonfirmasi persoalan tanah tersebut kepada Kabag Kesra Kabupaten Tambrauw.
Diakuinya, pihak Pemda Tambrauw telah menganti rugi kepada marga Kambu dan Kambuaya, sebagai pengarap. “Saat ini Mandacan meminta ganti rugi sebagai pemilik hak ulayat, bahkan mereka sudah dua kali memalang asrama,” aku Kabag Humas saat ditemui wartawan di Hotel Swiss Bell Sorong, baru-baru ini.
Bila demikian, Kabag humas mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Tambrauw harus melaporkan kepada pihak kepolisian. “Tidak mungkin satu objek dibayar berulangkali,” tandas Kabag humas.
Sementara itu, saat disinggung mengenai jumlah pembayaran, kabag humas tidak dapat menjawab, karena tidak mengetahui secara pasti. “Aduh kalau untuk jumlah pembayaran saya tidak tau pasti,” bantahnya.

Dari data yang berhasil dihimpun, diduga jumlah pembayaran tidak sesuai dengan dana yang dicairkan pemerintah kabupaten Tambrauw. Dimana, dana pembelian sebesar 3 miliar lebih, sementara diduga terjadi pencairan dana untuk pembayaran sebesar 4,5 miliar.

ads

Melalui, short Mesage Service (SMS, red), Bupati Tambrauw, Gabriel Asem saat dikonfirmasi membantah dugaan tersebut. “ Gila itu….klu buat begitu …..pa klu dengar2 sj dipinggir jalan dan di pasar tidak bisa dipegang….datang sendiri di Tambrauw cek langsung di keuangan.,” kata Bupati melalui SMS, Minggu (28/2) sekitar pukul 23.05 WIT. (Jhon)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!