Metro Times (Purworejo) Sebuah bus umum berpenumpang terperosok di bahu jalan bekas galian pipa Pertamina yang berada di Jalan Purworejo-Jogja, tepatnya depan Warung Sate Boro Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip, Selasa (31/3). Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu, tetapi bus mengalami kerusakan cukup parah pada bagian ban kiri depan dan belakang.
Informasi yang dihimpun metrotimes di lokasi kejadian menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Bus dikemudikan oleh Anas (32) dan mengkut 10 penumpang dengan tujuan Surabaya ke Purbalingga.
Kecelakaan tunggal berawal saat bus melintasi kejadian dan hendak menghindari kendaraan yang melaju dari depan. Sopir berusaha membanting stir ke kiri, tetapi tidak diketahui bahwa bahu jallan sekitar 1 meter merupakan bekas galian pipa Pertamina yang belum diurug secara sempurna.
“Saya ngrolak ke kiri sedikit, tapi tidak tahu kalau bahu jalan ini tanahnya belum padat akhirnya terperosok,” kata Anas.
Menurutnya, tidak ada tanda-tanda khusus di sekitar lokasi yang memberitahukan kepada pengina jalan terkait kondisi tanah yang rawan ambles. Hanya ada beberapa patok kayu yang tertancam dengan jarak cukup jauh.
“Ada 10 penumpang, sekitar 30 menit lalu kota oper ke bus lain,” sebutnya.
AKibat kejadian itu, Anas mengaku mengalami kerugian sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta. Jumlah itu belum termasuk kerugian akibat tidak dapat narik setoran.
“Untuk biaya evakuasi mengunakan mobil derek atau crane katanya mau ditanggung pertamina. Kami sebagai pengendara harapannya ya galian segera diurug sempurna, kalau belum sempurna ya diberi tanda peringatan,” tegasnya.
Totok (57), pemilik RM Sri Rejeki tidak jauh dari lokasi kejadian menyebut kecelakaan serupa juga terjadi belum lama ini. Sebuah kendaraan box juga terperosok ke bekas galian.
“Bahkan 4 rodanya masuk semua itu yang mobil box kemarin. Ini memang rawan,” sebutnya.
Sementara itu, Bhabinsa Desa Borowetan, Serda Sulistiyono, yang mendapati laporan dari warga terkait terperosoknya bus langsung mendatangi lokasi. Setelah menemui sopi, pihaknya lalu berupaya melakukan evakuasi dan menghubungi pihak Pertamina selaku pelaksana proyek.
“Saya lalu komunikasi dengan humas pertamania dan ternyata masih di luar kota. Tapi intinya pihak pertamina mau membantu evakuasi menggunakan crane. Karena posisi crane masih di bagelen, ini jafi kita menungu cukup lama,” terangnya.
Diungkapkan, sepanjang desa Borpwetan yang dilalui galiann pipa Pertmina, masihbanyak titik yang mengurugannya belum sempurna. Kondisi itu mengancam keselamatan pengguna jalan, khususnya pengemudi kendaraan besar dari luar kota yang belum hafal medan.
“Kontruksi tanah banyak yang belum dipadatkan. Tidak ada tanda-tanda juga.
Ga ada tanda2. Masyarakat ingin setelah penggalian, diperkeras. Kalo tidak ya dikasih tanda-tanda,” ungkapnya. (dnl)