- iklan atas berita -

Metro Times (Kebumen) Memasuki tahap lanjut usia atau lansia dengan sehat merupakan keinginan semua orang. Namun, menjaga Kesehatan saat lansia bukanlah perkara yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi mengingat kondisi tubuh yang sudah sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Hal itu dirasakan Dwi Titi Maryani (69) dan suaminya yang merupakan pensiunan guru sekolah dasar di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

Titi yang tinggal di Kelurahan Tambaksari, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen ini mengisahkan suaminya harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Purwogondo pada pertengahan Agustus lalu lantaran infeksi kaki. Setelah seminggu dirawat diperbolehkan pulang. Namun luka di kaki suaminya tersebut tidak kunjung sembuh karena suaminya memiliki riwayat penyakit diabetes.

“Sempat kondisi kaki suami membaik sehingga diperbolehkan pulang. Namun seminggu kemudian kambuh lagi. Karena kondisi kaki suami yang sudah infeksi dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Tentunya seluruh perawatan suami selama ini menggunakan JKN,” kata Titi saat menemani suaminya, Kamis (03/08).

Titi mengaku selama ini suaminya telah berulang kali memanfaatkan JKN untuk berobat, baik itu rawat inap maupun rawat jalan. Selama menjalani perawatan di fasilitas kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit, suaminya mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Mulai dari petugas di bagian pendaftaran, perawat, dokter, hingga petugas administrasi memberikan pelayanan yang sangat baik. Tidak ada perbedaan layanan yang ia rasakan dengan memanfaatkan JKN untuk mengakses layanan kesehatan.

“Alhamdulillah selama ini tidak kendala dan seluruh biaya pengobatan selama saya dirawat ditanggung oleh Program JKN. Jadi saya dan keluarga tidak perlu lagi bingung memikirkan terkait biaya yang mesti ditanggung,” tambahnya.

ads

Titi juga menilai saat ini layanan menggunakan JKN juga sangat mudah. Saat di bagian pendaftaran loket UGD rumah sakit untuk mengurus administrasi beberapa waktu lalu, ia mengaku lupa tidak membawa Kartu JKN milik suaminya. Petugas yang melayaninya saat itu menginformasikan bahwa untuk pendaftaran di loket dapat menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercantum di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal itu dirasa sangat memudahkan Titi karena pihak rumah sakit tidak meminta fisik kartu JKN apalagi memintanya untuk fotokopi.

“Sudah tidak perlu khawatir lagi kalau lupa tidak bawa Kartu JKN. Sekarang lebih fleksibel lagi karena akan tetap dilayani hanya dengan menunjukkan KTP ataupun KIS Digital,” jelas Titi.

Berdasarkan pengalaman yang dirasakannya, ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk memahami betapa pentingnya memiliki jaminan kesehatan. Menurutnya, setelah memiliki jaminan kesehatan, tidak perlu lagi mengkhawatirkan masalah biaya. Ia dan suami bisa fokus pada proses pengobatan.

“Sakit tidak ada yang tahu kapan akan terjadi. Apalagi di usia yang sudah tidak muda lagi, sangat berisiko terkena berbagai macam penyakit. Oleh karena itu sangat penting terdaftar sebagai peserta JKN yang bisa menjamin hampir seluruh penyakit,” kata Titi.

Begitu banyak manfaat JKN yang Titi dan keluarganya rasakan. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menghadirkan program JKN. Menurutnya, Program JKN merupakan salah satu program pemerintah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari masyarakat kurang mampu sampai level pejabat, banyak yang memanfaatkannya untuk berobat.

“Masih ingat dulu tidak banyak masyarakat yang mau dan mampu untuk berobat ke rumah sakit karena mempertimbangkan biaya yang tidak murah. Namun kita bisa lihat sekarang semua memiliki kesempatan yang sama untuk menngakses pelayanan kesehatan,” ungkap Titi. (Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!