MetroTimes (Malang) – Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Khofifah Indar Parawansa blusukan ke Pasar Blimbing Malang, Jumat (25/10/2024).
Bersama relawan, partai pengurus dan juga para tim pemenangan, Khofifah memborong aneka dagangan para pedagang di Pasar Blimbing. Mulai dari tempe, sayuran, buah-buahan, semua tak luput ditebas oleh Khofifah.
Pasalnya, ini adalah cara Khofifah untuk berbagi kebahagiaan bersama para pedagang pasar tradisional yang hari-hari ini mulai terasingkan di tengah gempuran pasar online dan teknologi digital.
“Sehat selalu ya Bu. Bagaimana kondisi harga bahan pokok saat ini? Ada kenaikan atau stabil?” tanya Khofifah pada pedagang di pasar tradisional.
Semangat yang dibagi Khofifah pada para pedagang pun berbalas dengan doa dan juga dukungan. Para pedagang Pasar Blimbing kompak mendoakan Khofifah untuk kembali menjadi Gubernur Jawa Timur.
“Maju terus bu Khofifah, kami pilih nomor 2,” ujar salah satu pedagang.
Di setiap stan pasar, Khofifah pun tak lupa menyosialisasikan no 2 agar dicoblos pada saat Pilgub Jatim tanggal 27 November 2024 mendatang. Semua pedagang diajak Khofifah untuk bersama-sama datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya.
Tidak hanya itu, di kesempatan ini, Khofifah menegaskan bahwa secara infrastruktur, pasar ini memang membutuhkan sentuhan. Akan tetapi, semua harus dilihat kebutuhannya.
Untuk itu, ke depan dibutuhkan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk perbaikan infrastruktur pasar Blimbing. Khususnya untuk bisa dipetakan, mana yang memungkinkan untuk dibantu Pemprov Jatim, dan mana yang Pemkab.
“Sekarang kalau ini misalnya titik mana yang memungkinkan bisa di support Pemprov. Tapi kita kan ada 38 kabupaten kota, jadi pasti kita akan melihat mana yang diprioritaskan. Termasuk prioritas bagi daerah,” tegas Khofifah.
Tak hanya itu, menanggapi keluhan dari pedagang yang mulai sepi, Khofifah pun mendorong agar pasar tradisional bisa segera tersentuh literasi digital. Bahkan menurutnya literasi digital menjadi kebutuhan mendesak.
“Hari ini literasi digital itu mendesak, itu tidak boleh ada kata tidak bisa, artinya mungkin tidak pada penjual mungkin tapi kepada keluarganya diajarkan pemasaran dan penjualan secara on line dengan pendampingan dan aplikasi yang dikordinasikan oleh manajemen pasar,” tegas Khofifah.
“Ada ekosistem di pasar ini yang melakukan pendampingan, siapkan aplikasi, kemudian kan ada komandan pasar, jadi siapkan kerjasama dengan misalnya ojol dan sebagainya,” imbuhnya.
Pemprov Jatim, dikatakan Khofifah sudah pernah melakukan uji coba dimulai dari nol ketika pelaksanaan program lumbung pangan yang digagas ketika masa pandemi covid-19.
“Betul-betul kita kerjasama dengan ojol, bumdes, PT Pos untuk memberikan layanan yang memudahkan bagi pembeli, ada cod misalnya drive-thru, itu format-format yang sudah kita lakukan pada saat covid-19,” tegasnya.
(nald)