- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) — Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM., melakukan pemeriksaan langsung pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (7/6). Dalam kunjungannya, Indyah memastikan bahwa proses pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan secara menyeluruh, baik sebelum maupun sesudah penyembelihan.

“Kami lakukan pemeriksaan antemortem, yaitu pemeriksaan sebelum hewan disembelih untuk melihat kondisi kesehatan umum seperti suhu tubuh dan tanda-tanda penyakit. Setelah disembelih, dilakukan pemeriksaan postmortem, yaitu pemeriksaan organ dalam seperti hati, paru-paru, limpa, dan jantung,” jelas Indyah.

Pemeriksaan ini penting untuk memastikan daging dan organ dalam hewan kurban layak dikonsumsi. Salah satu temuan yang diwaspadai adalah keberadaan parasit hati Fasciola hepatica, yang menandakan organ tersebut tidak layak konsumsi. “Kalau hati ditemukan mengandung cacing hati seperti Fasciola hepatica, maka tidak boleh dibagikan kepada masyarakat,” tegasnya.

Indyah juga memperkenalkan tim yang terlibat dalam proses pemeriksaan, termasuk Dr. Edi dari Musyawarah Petugas Pemeriksa Hewan (Muspetma) sebagai perwakilan Kementerian Pertanian, serta Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Jawa Timur.

ads

Dr. Edi menambahkan bahwa hewan kurban telah melewati berbagai tahapan mulai dari pemeliharaan, vaksinasi, hingga pengumpulan sebelum dinyatakan siap dipotong. “Kita pastikan ternak yang dipakai sehat dan memenuhi persyaratan kesehatan,” ujarnya.

Pelaksanaan kurban tahun ini di Jawa Timur berlangsung selama tiga hari, mengingat Hari Raya Iduladha jatuh pada Jumat. Beberapa daerah melaksanakan penyembelihan sejak Jumat, sementara sebagian lainnya dilakukan Sabtu hingga Minggu.

Untuk menjamin kelayakan konsumsi daging kurban, Dinas Peternakan Jatim menurunkan 950 dokter hewan dan 1.500 paramedis ke berbagai titik penyembelihan, termasuk Rumah Potong Hewan (RPH), masjid, hingga lingkungan RT/RW. Dinas juga menggandeng perguruan tinggi seperti Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan untuk ikut serta dalam pengawasan.

“Kami ingin memastikan bahwa daging yang dikonsumsi ibu-ibu untuk sate, rendang, atau gulai benar-benar sehat dan layak. Prinsip kami adalah ASUH, yakni Aman, Sehat, Utuh, dan Halal,” ujar Indyah.

Ia juga menyampaikan bahwa stok hewan kurban di Jawa Timur mencukupi bahkan surplus, sehingga bisa menyuplai kebutuhan ke provinsi lain. “Jawa Timur memang dikenal sebagai gudang ternak nasional, dan ini menjadi tanggung jawab besar untuk terus menjaga ketersediaan dan kesehatan populasi ternak,” pungkasnya.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!