Metro Times (Purworejo) World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Karena itu, diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan penanganannya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo MKes, melalui sambutan yang dibacakan oleh Kabid Sumber Daya Kesehatan, Riptieni Tri Lutiarsi SKM MKes dalam acara Wisuda Diploma III Kebidanan Periode X Tahun 2020 Akademi Kebidanan (Akbid) Bhakti Putra Bangsa (BPB) Purworejo di Auditorium kampus setempat, Sabtu (19/12).
Menurutnya, saat ini pandemi Covid 19 di Jawa Tengah sudah semakin meluas yang diiringi dengan peningkatan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Situasi ini kian berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
“Sehingga diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan penanganan Covid,” tegasnya.
Diungkapkan, sumber daya manusia kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun, tantangan di bidang pelayanan kesehatan, cenderung menuntut kebutuhan tenaga kesehatan yang profesional.
“Tenaga kesehatan diharapkan dapat menjadi motivator, edukator dan agen perubahan yang memerlukan dukungan dan keterlibatan semua pihak. Kami harapkan para alumni ini mampu menjadi role model bagi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat,” tandasnya.
Prosesi wisuda yang menjadi agenda Sidang Terbuka Senat hari itu berlangsung khidmat menerapkan protokol kesehatan ketat. Usai diwisuda, 33 lulusan langsung menjalani 2 pengambilan sumpah/janji. Masing-masing yakni Pengambilan Sumpah Tenaga Kesehatan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah yang diwakili Kabid Sumber Daya Kesehatan, Riptieni Tri Lutiarsi SKM MKes, dan Sumpah Profesi Bidan oleh Direktur Akbid Purworejo selaku Wali Bidan, Nurma Ika Zuliyanti SST MKes.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain perwakilan Kepala LLDIKTI 6 Jawa Tengah, Perwakilan Bupati Purworejo, Kepala Dinkes Purworejo, Muspika Banyuurip, dan para orang tua/wali wisudawan.
Nurma Ika Zuliyanti dalam laporannya menyampaikan bahwa sebanyak 33 mahasiswa yang diwisuda telah menyelesaikan proses pendidikan dengan tuntas. Diawali dari tahapan pengenalan program studi, perkualihan selama 6 semester dengan menempuh 115 SKS, hingga pembelajaran di lahan praktik. Para lulusan juga telah mengikuti Ujian Akhir Program dengan persentase kelulusan 100 persen dan Ujian Kompetensi dengan persentase kelulusan 99 persen.
Pada wisuda periode ini, tercatat Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,77, IPK terendah 3,00, dan IPK rata-rata 3,29.
“Sebanyak 8 mahasiswa meraih predikat kelulusan Dengan Pujian dan 25 mahasiswa lulus dengan predikat Sangat Memuaskan,” katanya.
Diungkapkan, seluruh lulusan Akbid telah siap memasuki dunia kerja dan melayani masyarakat sesuai dengan kode etik, kewenangan, serta kewajibannya. Pasalnya, selama kuliah lulusan Akbid telah dibekali dengan berbagai skill dan pelatihan melalui program magang di sejumlah fasilitas kesehatan, baik di Purworejo maupun luar daerah.
“Bahkan ada 1 peserta yang magang ke Jepang. Prestasi yang luar biasa untuk angkatan tahun ini,” ungkapnya.
Bupati Purworejo yang hadir diwaliki oleh Asisten Administrasi dan Kesra, Drs Pram Prasetya Achmad MM, mengapresiasi penyelenggaraan pendidikan di Akbid Purworejo. Menurutnya, peran lulusan Akbid menjadi kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan kesehatan di tengah kondisi kurangnya tenaga kesehatan.
“Kita ketahui, di bidang kesehatan kita masih sangat kekurangan. Pemerintah Kabupaten Purworejo masih sangat membutuhkan tenaga kesehatan karena kita memiliki 27 puskesamas dan 2 RSUD,” terangnya.
Setelah wisuda ini, keterampilan harus terus diasah, tambah referensi. Silakan asah hati sehingga dapat membangun pancaran-pancaran kebaikan karena profesi bidan harus ada sentuhan kebaikan, ketulusan, dan keikhlasan hati,” tegas Pram. (DNL)