- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo)-Dua bocah menjadi korban dalam bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Purworejo pada Jumat hingga Sabtu (28-29/3). Keduanya ditemukan tak bernyawa dalam genangan air akibat luapan sungai Bogowonto tersebut.

Dua bocah kakak beradik itu masing-masing atas nama M Mauludin Umar Hakim (7) serta M Agus Khoiruzzaky(5) warga Dusun Bojong, Desa Bapangsari Kecamatan Bagelen, Purworejo. Kedua anak itu merupakan anak dari Supriyono, anggota Banser Kecamatan Bagelen.

Kepala Desa Bapangsari, Taryono menerangkan peristiwa yang merenggut nyawa warganya itu terjadi pada Sabtu (29/3). Saat itu keduanya bermain diluar sepengetahuan orang tuanya.

“Jadi sebetulnya dari awal mereka sudah ada dilokasi pengungsian yakni di masjid bersama orang tuanya. Saat itu orang tuanya sedang solat kemungkinan mereka berdua main keluar,” kata Taryono Sabtu (29/3) petang.

Ia menceritakan pada Sabtu siang tadi ketinggian air di wilayah desa Bapangsari masih cukup tinggi. Diduga keduanya terperosok ke dalam genangan saat hendak kembali ke lokasi pengungsian.

ads

Pasca dinyatakan hilang orang tua bersama warga pun berjibaku melakukan pencarian. Kedua berhasil ditemukan pada Sabtu petang dalam kondisi tak bernyawa.

“Pertama warga menemukan korban yang kecil, si adik. Itu sudah dalam kondisi tubuh kaku. Beberapa saat kemudian si kakaknya juga ditemukan, tubuhnya masih lemes tapi juga sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ucap Taryono menerangkan.

Seperti diketahui hujan deras yang mengguyur wilayah Purworejo pada Jumat sore lalu mengakibatkan sejumlah lokasi di daerah ini terendam banjir. Desa Bapangsari, menjadi salah satu wilayah yang mengalami dampak cukup parah.

“Untuk Desa Bapangsari, Dusun Bojong menjadi wilayah yang mengalami dampak paling parah. Ketinggian airnya kemarin mencapai dua meter. Warga kita evakuasi ditempat aman,” katanya.

Lebih jauh Kades menjelaskan bahwa, Bapangsari merupakan salah satu desa di Purworejo yang menjadi langganan bencana banjir. Banjir besar pada Jumat kemarin dinilai sebagai siklus peristiwa yang kerap terjadi setiap lima tahun sekali.

“Desa kami memang sering terjadi banjir dan banjir kali merupakan banjir besar yang menjadi siklus lima tahunan. Lima tahun lalu banjir besar seperti ini juga terjadi. Pasca bencana ini kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan segera menyelamatkan diri jika air kembali datang,” pungkasnya.(tyb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!