Metro Times (Surabaya) – Seiring berkembangnya era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia, pelayanan masyarakat perkotaan yang semula konvensional menjadi berbasis information technology (IT). Namun, pelayanan tersebut belum tersebar secara komprehensif dan berkesinambungan dalam masyarakat. Melihat hal ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terketuk untuk ikut berkontribusi dengan meluncurkan buku berjudul _Smart City: Konsep, Model, dan Teknologi_, Senin (1/4), di Gedung Student Advisory Center (SAC) ITS.
Buku _Smart City_ tersebut berisi 46 tulisan yang disusun oleh 81 peneliti dari 25 departemen di ITS sesuai bidang keahliannya masing-masing. “Seluruh dosen dari semua jurusan terlibat, karena _Smart City_ ini menyangkut banyak aspek yang harus diperhatikan,” ujar Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc memberi sambutan sebelum meluncurkan buku. Menurut guru besar Teknik Lingkungan tersebut, buku ini merupakan salah satu kontribusi dari ITS sebagai perguruan tinggi berbasis sains dan teknologi dalam pengembangan _smart city_ di Indonesia.
Buku yang berisi tentang konsep dan metodologi penerapan _Smart City_ ini disusun berdasarkan enam dimensi. Adapun enam dimensi tersebut ialah _Smart Government_ dan _Smart Branding_ masing-masing dengan lima tulisan, _Smart Econom_ dengan empat tulisan, _Smart Living_ dengan 11 tulisan, _Smart Society_ dengan empat tulisan, dan _Smart Environment_ dengan tujuh tulisan.
Tony D Susanto PhD selaku koordinator penulis dan editor buku menyatakan, buku tersebut merupakan buku pertama di Indonesia yang membahas enam dimensi tentang _smart city_ tersebut secara terintegrasi. “Implementasi keenam dimensi tersebut dapat berhasil bila didukung dengan _smart people_,” tutur dosen Sistem Informasi ITS ini. Buku tersebut akan didedikasikan bagi daerah-daerah di Indonesia sebagai referensi untuk pengembangan kota berkonsep smart city ke depannya.
Selain itu, ITS sendiri telah menjalin banyak kerjasama dengan berbagai daerah dalam pengembangan smart city tersebut. “Cukup banyak daerah di luar maupun dalam pulau Jawa seperti Trenggalek, Madiun, Kediri, dan Blitar,” ungkapnya. Ia menambahkan, penerapan smart city tidak terjadi secara langsung, namun masih dalam tahap proses pembangunan.
Sementara itu, Bupati Banggai Laut Drs H Wenny Bukamo yang turut hadir menyatakan, penerapan smart city di daerahnya berkembang secara bertahap dikarenakan adanya kendala biaya dan sumber daya manusia. Daerah kepulauan yang terletak di Sulawesi Tengah ini telah menjalin kerjasama dengan ITS dalam penerapan smart city sejak dua tahun yang lalu.
“Saat ini kabupaten kami (Banggai Laut, red) telah menerapkan _e-government, e-budgeting_, serta _e-planning_ yang telah terintegrasi,” jelasnya. Selain itu, imbuhnya, terdapat program-program yang melibatkan ITS dalam pelaksanaannya seperti perencanaan kota, pengelolaan lingkungan, dan lain sebagainya.
Joni berharap, dengan terbitnya buku Smart City ini dapat menjadi pemicu bagi para peneliti di ITS untuk mengeluarkan ide-ide dan inovasi baru ke depannya. “Sehingga penelitian di bidang sains dan teknologi bisa terasa manfaatnya bagi masyarakat banyak,” pungkasnya.
Usai dilakukan peluncuran, langsung dilanjutkan dengan bedah buku _Smart City_ tersebut dengan menghadirkan narasumber antara lain Bupati Banggai Laut sendiri, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS Prof Dr Adi Soeprijanto, dan Dr Ir Setyo Nugroho (dosen Teknik Transportasi Laut ITS, peneliti _Smart Island_, dan salah satu penulis buku _Smart City ITS_). (nald)