- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Penjaringan aspirasi masyarakat anggota DPRD Kota Surabaya, Dyah Katarina, S.Psi. M.Si. Fraksi PDI Perjuangan, masa reses tahun sidang keempat, masa persidangan ketiga tahun anggaran 2023. Di Tanjungsari IV Balai RT 06 RW 02, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya, Selasa (9/5/2023).

Dalam menjaring aspirasi masyarakat di Tanjungsari IV RT 06 RW 02, Dyah Katarina, S.Psi. M.Si. Fraksi PDI Perjuangan Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat) menyampaikan, Pemerintah Kota Surabaya melalui Musrembang menyampaikan program kebanyakan berupa fisik, dan biasanya yang diundang adalah RT, RW, dan PKK.

Jadi program-program yang hampir tidak disampaikan di Musrembang, berupa program non fisik seperti zakat, padat karya, dan pelatihan-pelatihan yang jarang dibahas di Musrembang.

“Jadi untuk mengatasi program yang tidak dibahas di Musrembang, maka tugas anggota DPRD itu untuk menjaring aspirasi di masyarakat. Sehingga dalam setahun kami anggota DPRD itu ada masa Reses (masa sidang yang dilakukan bersama masyarakat) di Daerah Pemilihan (Dapil) anggota DPRD tersebut,” terang Dyah yang Dapilnya di Dapil 4, meliputi Kecamatan Sukomanunggal, Kec. Sawahan, Kec. Jambangan, Kec. Gayungan, dan Kec. Wonokromo.

ads

” Setiap jaring aspirasi kami anggota DPRD kebanyakan bertemu dengan ibu-ibu, dan biasanya ibu-ibu lebih memikirkan Program atau Pelatihan. Jadi program yang belum dijalankan di daerah sini sedangkan daerah lain sudah, maka perlu memberitahukan ke saya, supaya saya bisa menanyakan ke Pemkot,” katanya.

Ia pun menjelaskan, Misalnya ada gedung atau aset Pemkot yang bisa dimanfaatkan untuk program padat karya, seperti di Sememi ada cuci mobil, budidaya anggrek, ada yang loundre dan sebagainya. Yang mengerjakan warga disekitar situ, sehingga warga bisa meningkatkan ekonomi.

“Untuk mengentas kemiskinan Pemerintah kota sudah melakukan banyak hal. Jadi selain memberikan bantuan langsung, tapi Pemkot Surabaya juga memberikan pembekalan berupa pelatihan. Supaya warganya bisa mandiri,” ujarnya kepada warga Tanjungsari agar semangat.

Dyah juga memberi contoh program Pemkot yang berhasil, Seperti Mie Setan itu salah satu produk binaan Pemkot. Dulu dia ikut pelatihan dan sekarang jadi pengusaha. Kalau pelatihan ini bisa berguna dan bermanfaat seperti itu, nanti warga kota Surabaya bisa mandiri secara ekonomi. Seperti itu monggo disampaikan, nanti akan menjadi Pokkir (pokok pikiran) anggota DPRD, yang nanti akan disampaikan kepada pemerintah kota.

“Saya ini hanya mediator / penyambung lidah warga masyarakat Surabaya yang akan disampaikan ke Pemerintah Kota,” ujar Dyah Katarina, istri mantan Walikota Surabaya Bambang DH.

Ada beberapa permintaan dan saran dari warga Tanjungsari RT 06 RW 02 yang akan disampaikan ke Pemkot kota Surabaya, misalnya mengenai bak sampah, gerobak sampah, dibangunnya SMA / SMK, tingginya harga bahan pokok, dan bantuan subsidi pemasangan PGN

Menurut Dyah, SMA merupakan ranahnya pemerintah provinsi, tapi kami juga akan menyampaikan kepada Dinas Pendidikan kota Surabaya, supaya dimenyampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur atas permintaan dan keluhan warga. Namun untuk membantu siswa SMK SMA itu Pemkot bisa membantu SPP melalui program beasiswa untuk SMK SMA sebulannya 200 ribu.

“Saya mengedukasi masyarakat bahwa cara reses yang benar itu seperti ini memperjuangkan aspirasi masyarakat, bukan dengan bagi-bagi uang,” tuturnya.

“Mudah-mudahan warga menjadi semangat untuk menyampaikan usulan, saran, dan kritik, karena itu akan menjadi bahan perbaikan-perbaikan program di pemerintah kota Surabaya,” pungkas Dyah.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!