MetroTimes (Surabaya) – Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2020 telah selesai digelar pada tanggal 10 Oktober 2020. Rangkaian Fesyar Regional Jawa merupakan rangkaian pembuka kegiatan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF). ISEF yang menginjak kali ke-7 pada tahun ini tengah memasuki babak baru. Penyelenggaraan kegiatan Fesyar dan ISEF yang selama ini dihelat secara offline sekarang dilakukan secara virtual, dengan melibatkan lebih banyak stakeholder dan pencapaian yang fantastis.
Sebagai bagian dari perjalanan menuju perhelatan ISEF 2020 tersebut, rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa 2020 telah selesai digelar dengan tema “Akselerasi Ekonomi Syariah dalam Mendukung Perekonomian Regional”. Rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tanggal 5 Oktober 2020 hingga penutupan pada malam hari ini, terdiri dari Sharia Fair yang diantaranya mencakup fair, edukasi, lomba dan bussiness matching, & Sharia Forum yang mencakup seminar, talkshow, business coaching dan forum bisnis lainya.
Dalam sambutannya, Difi Ahmad Johansyah –Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan “Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dengan capaian di atas ekspektasi kami selaku penyelenggara. Hal ini menunjukkan antusiasme dari seluruh masyarakat untuk terus mempelajari dan menerapkan prinsip – prinsip syariah dalam seluruh sendi kehidupan, utamanya dalam mewujudkan usaha yang halal dan toyibah”.
“Rangkaian kegiatan sharia forum, yang terdiri dari 8 (delapan) seminar, 9 (sembilan) talkshow dan 9 (sembilan) business coaching. Minat pelaku usaha untuk mengikuti coaching clinic 1 on 1 juga sangat luar biasa. Jadwal konsultasi selalu terisi penuh dengan total 253 sesi konsultasi, dengan topik antara lain (i) Ekspor, yaitu terkait dengan standarisasi produk, tata cara ekspor dan kepabeanan; (ii) Digitalisasi, terkait dengan optimalisasi sosmed, marketplace; (iii) Sertifikasi, antara lain sertifikasi halal, SNI, HAKI (cipta dan merk); (iv) Visual branding; serta (v) packaging food dan non food”, tambah Difi.
Dalam sambutannya Difi juga menyampaikan “Kita patut berbangga, karena ini menunjukkan bahwa UMKM kita mulai aware bahwa peningkatan kapasitas SDM dan pemahaman terhadap regulasi menjadi faktor kunci selain peningkatan kualitas produknya. Yang tidak kalah menggembirakan, capaian business matching selama penyelenggaraan Fesyar Jawa 2020 adalah sebesar Rp 3,5 triliun, yang terdiri dari fasilitasi pembiayaan perbankan syariah, lembaga ziswaf dan business to business. Semoga capaian ini, mampu menjadi pendorong bergeraknya roda ekonomi di tengah kondisi kita saat ini.”
Sampai dengan ditutupnya penyelenggaraan Fesyar Regional Jawa animo pengunjung meningkat signifikan, tercermin dari jumlah pengunjung yang mencapai 71.952 total pengunjung, dengan jumlah transaksi booth sebesar Rp 434,30 juta (empat ratus tiga puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah). Sebagai bentuk riil dukungan Fesyar Regional Jawa 2020 terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dilaksanakan pula kegiatan business matching yang merupakan ajang pertemuan bisnis antara pelaku UMKM/pemilik project dengan calon investor atau lembaga keuangan bank maupun non bank yang potensial. Besarnya peran Perbankan Syariah dan lembaga pengelolaan dana sosial dalam pencapaian transaksi booth dan business matching menunjukkan menguatnya peran Perbankan Syariah dan Lembaga pengelolaan dana sosial dalam mendukung bergeraknya roda perekonomian. Persiapan penyelenggaraan fesyar yang telah dimulai sejak tiga bulan sebelumnya, memungkinkan terjadinya komitmen bisnis yang bersifat jangka panjang.
Pelaksanaan beberapa event di Fesyar kali ini pun diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dalam mendorong perkembangan Eksyar di regional Jawa, khususnya Jawa Timur. Selain itu, beberapa pihak pun telah berkomitmen untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam menindaklanjuti capaian-capaian dalam Fesyar serta tindak lanjut pendampingan business coaching yang telah dilakukan. (nald)