Metro Times (Semarang) Sepuluh tahun silam, satu dusun di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, tenggelam karena terkena abrasi. Dari yang tadinya terdapat 7 dusun, kini hanya tersisa 6 dusun dengan jumlah warga 3.354 jiwa. Berbagai upaya terus dilakukan agar wilayah terdampak tidak semakin meluas.
Salah satunya dengan melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon mangrove. Seperti yang dilakukan oleh Tim Petangguh KNPI Peduli Jateng, Komunitas Omah Harapan Demak (KOHD), Ikatan Mahasiswa Demak (Imade), Forum Demak Hijau, Laskar Sedekah Amanah, serta komunitas peduli lingkungan.
Mereka berkolaborasi mengadakan penanaman pohon mangrove pada Minggu (23/12). Sebanyak 1.500 bibit mangrove ditanam di sepanjang sungai Desa Bedono.
Founder KOHD, Haryanto menuturkan, aksi tanam mangrove seperti ini sebenarnya rutin dilakukan tiap bulan oleh KOHD. Sebab, katanya, tanaman mangrove dapat menjadi sabuk hijau pengaman untuk keseimbangan ekologi. Karena itu, semakin luas habitat mangrove maka semakin sedikit kemungkinan terdampak abrasi.
Haryanto melanjutkan, untuk aksi kali ini merupakan kegiatan kolaboratif.
“Kami bekerjasama dengan relawan dan warga setempat agar tingkat kepekaan dan kepedulian warga meningkat. Ketika ikut menanam, mereka juga akan menjaga dan merawat sampai pertumbuhan mangrove sempurna,” ujarnya.
Wakil Ketua KNPI Peduli Jateng itu menambahkan, penanaman mangrove di Desa Bedono sangat penting mengingat wilayah tersebut sangat rentan terkena bencana.
“Lima belas tahun ini, Bedono merupakan desa yang terkena banjir dan rob cukup parah. Yang bisa kita lakukan adalah menanam (mangrove) agar tidak semakin parah. Kalau kita tidak bergerak, siapa lagi,” tegas Haryanto seusai melakukan penanaman mangrove.
Sementara itu, Ny. Kades Bedono, Hj. Faidah Agus Salim mengapresiasi gerakan tanam mangrove di wilayahnya yang dilakukan oleh tim KNPI Peduli Jateng, KOHD, IMADE dan komunitas-komunitas lingkungan lainya.
“Semoga tanaman mangrove bisa tumbuh subur, bisa berbuah dan memberikan manfaat untuk kita semua,” ucapnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bedono itu melanjutkan, di Desa ini terdapat wisata religi makam tengah laut Simbah Abdullah Mudzakir (Syech Mudzakir), wisata mangrove, wisata warung apung dan wisata kampung tenggelam. Setiap hari ratusan orang pengunjung berdatangan dan ribuan pengunjung di akhir pekan dan liburan.
“Hari-hari biasa pengunjung rata-rata 100-200 orang, kalau akhir pekan minimal 1000 pengunjung. Kita (Pemdes Bedono, red) terus berinovasi untuk pengembangan wisata, 4 bulan terakhir ini wisata sudah dikelola oleh BUMDes, mudah-mudahan dengan dikelola BUMDes kedepan lebih baik lagi,” harapnya. (af/dnl).