MetroTimes (Surabaya) – Surabaya darurat gangster motor. Munculnya perilaku anak-anak muda menenteng senjata tajam (sajam) dan trennya gangster-gangster membuat masyarakat Surabaya resah. Mereka tak takut-takut lagi menunjukkan keberadaan dan kekejaman kelompoknya dengan melakukan konvoi naik motor secara bergerombol ke jalanan protokol Surabaya hingga tak jarang berujung tawuran antar gangster.
Melihat maraknya gangster yang meresahkan warga Surabaya dan juga melibatkan anak-anak dibawah umur yang hanya ikut-ikutan.
Ketua Gerakan Wanita ( GARNITA ) NasDem Kota Surabaya, Dhieta Phiruzia menanggapi, saya sebagai seorang ibu dan juga sebagai Ketua Gerakan Wanita, saya merasa sangat prihatin, karena tawuran gangster motor di Surabaya ini menyeret lebih banyak anak-anak dibawah umur yang masih labil mentalnya.
Trennya gangster di Surabaya dan anak-anak dibawah umur yang menjadi anggota. Menurut Dhieta Phiruzia, yang paling berperan untuk anak-anak itu sebetulnya orangtuanya, karena bagaimanapun juga anak itu adalah cermin dari orangtuanya.
“Pertumbuhan mental anak dan terjadinya hubungan harmonis antar anggota keluarga, membutuhkan komunikasi antara anak dan orangtua terutama ibu, karena ibu sangat berperan aktif didalam tumbuh kembangnya anak,” terang Dhieta yang juga merasakan karena memiliki tiga anak, pertama sudah dewasa, kedua ABG dan ketiga masih kecil.
Dhieta memaparkan, pengaruh lingkungan juga medsos sangat kuat apabila kita tidak bisa mewaspadai. Jadi hp atau gadget itu tidak hanya merusak anak, tapi juga bisa banyak merusak orang tua. Karena orang tua itu sibuk lihat medsos seperti Tiktok, sehingga dia sibuk menyenangkan dirinya sendiri, bukan anak yang diutamakan. Pergeseran orangtua itu ke sana.
Ia melanjutkan, orang tua khususnya ibu harus mau merelakan waktunya untuk anak. Ibu yang bekerja mencari uang menafkahi keluarga itu memang juga penting, tapi ibu juga harus memberikan waktunya yang lebih banyak untuk anaknya. Karena tawuran remaja itu tidak akan terjadi bila anak didalam kontrolnya orang tua secara penuh.
Dhieta menuturkan pengalamannya, kebetulan saya ketua Garnita dan saya juga seorang ibu pekerja, tapi setiap anak saya pulang sekolah, saya letakkan semua gadget. Saya hanya memberikan perhatian kasih sayang penuh kepada anak. Saya mendengarkan semua cerita yang disampaikan oleh anak, sehingga anak merasa di rumah adalah tempat yang nyaman bahagia.
“Saya berkomunikasi dari hati ke hati, sehingga perasaan anak bisa kita mengerti dan tidak mencari pelampiasan di luar yang bisa berdampak negatif untuk tumbuh kembang mental anak,” tandasnya.
“Kebanyakan orang tua selalu berkata, saya sangat sayang sekali sama anak saya atau saya sangat mencintai anak saya. Sedangkan yang dibutuhkan anak itu bukan sekedar ucapan, tapi tingkah laku nyata sebagai orang tua. Karena masih banyak orang tua yang melihat kebutuhan anak dari sudut pandang orang tua, bukan dari pandang anak,” jelasnya.
Peran orang tua khususnya ibu yang sangat dibutuhkan untuk bisa menghindari anaknya ikut-ikutan gangster motor.
“Untuk orangtua, karena saya beragama muslim, jangan lupa setiap saat anak itu selain diberi kasih sayang secara sebenarnya, dipeluk, dicium, didoain itu penting. Setelah itu diberitahu bahwa kita ini sekarang ini harus bersama-sama,” tambahnya.
Saya Dhieta sebagai ketua Garnita Partai NasDem..
Mengajak ibu ibu semua nya ayoo kita lindungi anak anak kita. Ambil hati anak anak kita dengan banyak berkomunikasi dari hati ke hati.
Peluk anak kita walaupun itu sudah SMA atau SMP karena anak itu butuh peluk kan ibu, bukan hanya di masa kecil tapi sudah besar pun butuh pelukkan kita.
Jangan lupa anak adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua..
bukan hanya tanggung jawab Guru.. (nald)