Metro Times (Surabaya) – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf menghadiri Haul As Syech Abu Bakar bin Salim RA di Jl. DI Panjaitan Kampung Mandar Banyuwangi, Minggu (17/9).
Pada kesempatan itu Wagub yang biasa disapa Gus Ipul mengatakan bahwa acara tersebut sebagai tempat berkumpulnya para ulama besar, para pengasuh pondok, para santri, para alim, aulia.
Kesemuanya mempunyai tujuan sama yaitu bersilaturahim serta berkirim doa bagi muassis dan guru-guru yang telah berpulang menghadap Sang Khalik.
Sebagaimana menurut Manakib singkat yang telah disampaikan, bahwa As Syech Abu Bakar bin Salim RA sebagai alim yang sholeh melalui proses yang panjang, berguru pada para guru, yang pada akhirnya bersambung pada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW.
“Itulah salah satu tujuan kita mengadakan Haul para guru, para aulia, para alim. Insyaallah akan tersambung satu sama lainnya hingga ke Surganya Allah SWT,” ungkapnya penuh harap.
Manfaat kedua dari diadakannya Haul para alim menurut Gus Ipul adalah bertambahnya ilmu sehingga mendapatkan kepahaman dari suatu permasalahan. “Robbi zidni ilman warzuqnii fahman. Ya Allah tambahkanlah ilmu pengetahuan dan birila kepahaman,” Orang yang bertambah ilmunya akan dimudahkan oleh Allah SWT untuk memahami, mencintai dan menyebarkan kebaikan.
Ketiga, dengan adanya Haul para aulia, para alim, kita akan mendapatkan ukuwah, kebersamaan, keberkahan, kerukunan, saling peduli. Sehingga persatuan kita akan kuat, tidak mudah tercerai-berai.
Lebih lanjut Gus Ipul menyampaikan bahwa para pemimpin pemerintahan menghadiri majelis haul tidak lain ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada para pemimpin agama, tokoh agama, para alim, para aulia. Karena lewat majelis haul menjadikan Umat Islam mencintai Allah SWT, bersatu dan mencintai tanah air.
Pada kesempatan itu Gus Ipul mengharapkan doa dari majelis agar didoakan selalu Istiqomah dalam menjalankan pemerintahan. “Dalam menjalankan kebijakan pemerintahan selain harus bekerja keras juga harus diiringi dengan doa agar menjalankannya ke jalan lurus sesuai dengan kaidah agama, serta menjauhi kemaksiatan,” ungkapnya. Salah satu yang telah dilakukan oleh Pemerintah Prov. Jatim adalah menutup 47 lokalisasi yang tersebar di seluruh Jawa Timur.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Ketua PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah mengatakan bahwa haul adalah kegiatan untuk mengenang orang-orang sholeh. Dengan demikian Insyaallah Allah SWT akan melebur dosa orang-orang yang selalu mengingat orang sholeh.
Disampaikan pada kesempatan itu bila Indonesia tidak ada para aulia, pasti Bangsa Indonesia tidak akan bisa menikmati kerukunan Islam yang dikembangkan oleh para Wali Songo dengan cara dakwah akulturasi, dakwah dengan cara memperhatikan multi kultur. Memperhatikan berbagai budaya yang ada, sehingga bisa berkembang dengan baik saat ini.
Hadir pada kesempatan itu selain Ketua PWNU Jatim Mutawakil Alallah, KH. Kholil As’ad (Situbondo), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Menteri Sosial ke 26 Salim Segaf al Jufri
Sekilas Riwayat As Syech Abu Bakar bin Salim RA.
Keluarga besar As Syech Abu Bakar bin Salim RA. di setiap tahunnya selalu mengadakan Haul untuk mengenang keimanan dan kedermawanannya di tengah kehidupan bermasyarakatnya. Diriwayatkan bahwa As Syech Abu Bakar bin Salim RA merupakan tokoh ulama Islam , lautan kedermawanan, keberkahan bagi alam semesta, sosok yang berkedudukan tinggi yang telah disepakati kewalian, keimanan dan ketinggian kedudukannya.
Dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut-Republik Yaman pada hari Sabtu, 13 Jumadil Akhir 919 H, meninggal dunia pada Malam Minggu, 27 Dzulhijah 992 H. Dimakamkan di tengah kota Inat, sekitar 20 kilometer dari Kota Tarim dan dibangunkan Qubah yang besar. Meninggalkan 17 anak,4 perempuan dan 13 laki-laki.
Semasa hidup, hartanya selalu dibelanjakan untuk membiayai fakir-miskin dan tamu-tamu. Merupakan sosok yang lemah lembut, berakhlak mulia, rendah hati dan lebih senang menutup diri. Dalam menjamu dan memenuhi kebutuhan para tamunya, selalu turun tangan sendiri, menghampiri para tamu dan menanyakan sendiri keperluan mereka serta beliau memasak sendiri untuk menjamu tamunya.
As Syech Abu Bakar bin Salim RA menulis beberapa buku tentang tarekat dan hakikat, diantaranya Mi’rajul Arwah Ilal Manhajil Idhah, Fathu Babil Mawahib wa Bughayatu Matlatl Thalib, Ma’arijut Tauhid, Miftahus Sarair Wakanzu Dxakhair. Beliau memiliki untaian nasihat yang indah tentang tasawuf dan hikmah-hikmah disamping kitab syair yang tinggi tentang hakikat.