Metro Times (Purworejo) Pendidikan agama penting diberikan kepada anak sejak usia dini melalui aktivitas-aktivitas rutin keagamaan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Pasalnya, ancaman sekaligus potensi degradasi moral anak-anak saat ini kian kompleks seiring pesatnya kemajuan zaman dan teknologi.
Pesan itu disampaikan oleh Sekretaris GP Ansor Purworejo, HM Tashilul Manasik atau yang akrab disapa Gus Ahil, saat menghadiri Haflah Akhirussanah Madrasah Diniyah (Madin) Lintang Songo Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo, Minggu (19/3). Acara berlangsung di kompleks Madin Lintang Songo diikuti seratusan santri didampingi para orang tua/wali santri. Hadir antara lain Camat Bruno, Nur Huda SSTP MIP, bersama Jajaran Forkopimcam Bruno, Sekretaris MUI Kabupaten Purworejo, Ahmad Afif, Pengurus MWC NU Bruno, pengurus Yayasan Lintang Songo, dan pemerintah desa setempat.
Gus Ahil mengaku prihatin atas banyaknya bencana yang terjadi di tanah air dewasa ini. Bukan hanya bencana alam, melainkan bencana moral yang dampaknya lebih besar dan berkepanjangan.
“Para orang tua harus lebih memberikan perhatian kepada anak-anak. Pendidikan agama dalam hal ini menjadi sangat penting untuk membetengi anak dari pengaruh-pengaruh negative perkembangan tekbnologi,” katanya.
Salah satu upaya membetengi anak tersebut, lanjutnya, yakni dengan memasukkannya ke madrasah. Selain itu juga dengan merutinkan aktivitas-aktivitas positif keagamaan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
“Alhamdulillah melalui madrasah-madrasah, termasuk Lintang Songo ini, semoga bisa menjadikan anak-anak kita generasi bermoral dan berakhlak yang akan menjadi generasi penerus dalam berbagai bidang,” ungkap Gus Ahil.
Hal senada disampaikan Camat Bruno, Nur Huda. Atas nama pemerintah kecamatan, pihaknya pun ikut senang dan mendukung keberadaan Madin Lintang Songo.
“Madin ini salah satu lembaga pendidikan yang sangat efektif untuk mendidik anak-anak. Menjadi dasar kekuatan anak-anak untuk menghadapi persoalan-persoalan sosial dan masyarakat kelak jika sudah dewasa,” terangnya.
Pada bagian lain, pihaknya menyebut masih ada sedikitnya 4 pekerjaan rumah (PR) besar di wilayah Kecamatan Bruno. Masing-masing yakni tingginya tingkat buang air besar sembarangan, pernikahan dini, perceraian, dan anak putus sekolah. Karena itu, memberikan bekal pendidikan, khususnya agama, sejak dini jadi makin penting menjadi perhatian masyarakat.
“Ini PR kita bersama, buka hanya pemerintah. Mari saya mengajak masyarakat semua agar bersama-sama menyelesaikan PR tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan anak, kita bekali anak dengan pendidikan sejak dini, khususnya pendidikan agama,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Madin Lintang Songo, Muchtashor Alwie, menjelaskan bahwa Haflah Akhirussanah diikuti 130-an santri dari 4 kelas persiapan (awaliyah) dan 1 kelas dewasa (Wusta). Akhirussanah ini menjadi kali ke-7 sejak Madin didirikan pada tahun 2017.
“Haflah Akhirussanah ini rutin kita gelar sebagai sarana evaluasi sekaligus memberikan apresiasi kepada para santri dan walinya. Kita rangkai dengan pengajian umum sekaligus untuk menguatkan jalinan silaturahmi masyarakat,” jelasnya. (dnl)