- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Dampak negatif akibat kecanduan gadget pada anak kian mengkhawatirkan seiring mudahnya anak-anak untuk memiliki sekaligus menggunakannya. Banyaknya intensitas menyelami dunia maya kerap menjadikan anak-anak terlena hingga kehilangan masa-masa bermain, bersosial, dan mengenal budaya lokal.

Kondisi tersebut disikapi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo dengan menggelar event Belajar Bersama di Museum selama dua hari, Rabu-Kamis (21-22/6). Kegiatan berlangsung di Museum Tosan Aji Purworejo dibagi dalam 3 sesi dengan jumlah peserta 40 siswa per sesi. Pada hari pertama sesi pertama, puluhan peserta dari berbagai SD diajak untuk mengenal beragam permainan tradisional, seperti Bekelan, Bakiak, Semprengan, dan Dakon oleh pemerhati seni dan permainan tradisional Purworejo, Basuki Raharjo. Selama kegiatan, mereka juga diajak untuk berinteraksi dan mempraktikan langsung beragam permainan oleh Kepala Dindikbud serta para anggota Komisi 3 DPRD Purworejo yang hadir.
Kemudian siang harinya pada sesi kedua, puluhan siswa SD dari wilayah Wilcambidik yang berbeda diajak untuk belajar tentang wayang bersama Dalang Muda Purworejo, Ki Nurkholis.

“Untuk dua sesi pada hari pertama ini anak-anak sangat antusias. Bahkan, tadi saat diajak praktik permainan tradisional, ada anak yang tidak mau berhenti. Ketika ditanya pada akhir kegiatan, mereka mengaku senang karena belum tahu permainan tradisional itu,” kata Kabid Kebudayaan Dindikbud Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih.

Adapun untuk sesi ketiga pada hari ketiga, Kamis (22/6), belajar bersama di museum akan menghadirkan siswa SMP dari berbagai sekolah untuk mengenal busana adat Jawa dengan narasumber Titi Prabandari. Materi itu diharapkan mampu membekali para siswa terkait ragam busana tradisional Jawa dan pentingnya melestarikan.

ads

“Jadi kita mengemas kegiatan ini dengan materi yang santai dan menyenangkan bagi anak,” sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Belajar Bersama di Museum merupakan salah satu kegiatan unggulan dari sejumlah program yang difasilitasi pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK) Tahun 2023 senilai total Rp700 juta rupiah. Menurut Woro, kegiatan tersebut dipilih mengingat pada era digitalisasi saat ini dampak negatif akibat kecanduan gadget pada anak kian mengkhawatirkan seiring mudahnya anak-anak untuk memiliki sekaligus menggunakannya. Banyaknya intensitas menyelami dunia maya kerap menjadikan anak-anak terlena hingga kehilangan masa-masanya bermain, bersosial, dan mengenal budayanya lokal.

“Jadi menurut kami kegiatan ini sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak dan menjaga keberlanjutan budaya serta tradisi kita. Melalui pembelajaran di museum, anak-anak dapat lebih memahami warisan budaya yang ada dan mengapresiasinya dengan baik,” ungkapnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!