- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Rencana pembangunan glamour camping (Glamping) oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (DLHP) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ditolak warga yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Petani Ulama Kiai dan Santri Kedungsari.

Mereka khawatir, pembangunan glamping akan merusak ekosistem air di Kelurahan Kedungsari. Selain itu glamping dikhawatirkan akan jadi sarang kemaksiatan di mana Kedungsari merupakan kota santri.

Muhammad Edi Suryanto selaku koordinator aksi mengatakan, penolakan pembangunan glamping sudah ditandatangani oleh puluhan anggota aliansi yang terdiri dari warga, petani, kyai dan santri. Mereka juga memasang sejumlah spanduk penolakan di lokasi yang akan dibangun glamping.

“Di Kedungsari saat ini darurat air bersih dan air pertanian, dengan pembangunan glamping kita khawatir nanti akan mengganggu ekosistem air di sini,” kata Edi Suryanto di lokasi pada Selasa (29/8/2023).

Menurut Edi Suryanto, di Kelurahan Kedungsari bagian selatan, setiap 2-3 hari warga harus memompa air dari sungai untuk disalurkan ke rumah-rumah warga. Apalagi dengan akan dibangunnya glamping dikhawatirkan menambah kesulitan air di Kelurahan Kedungsari.

ads

“Limbah juga menjadi pertimbangan kami menolak, karena tempat yang akan dibangun di daerah hulu sungai pertanian Kedungsari,” kata Edi Suryanto.

Selain itu Edi Suryanto menambahkan, pembangunan glamping dikhawatirkan akan menjadi sarang maksiat di Kelurahan Kedungsari yang banyak dihuni para santri. Lokasi pembanguan yang berdampingan dengan pondok pesantren juga dinilai kurang layak jika dibangun glamping.

“Pondok di Kelurahan Kedungsari ini lebih dari 20 dan tanah yang mau dibangun ini pas di sebelah pondok,” tambah Edi Suryanto yang akrab dipanggil kyai Merah ini

Kiai Merah dan sejumlah warga juga sudah mendatangi DLHP untuk beraudiensi dengan Kepala DLHP, Wiyoto Harjono. Mereka menyampaikan penolakan pembangunan glamping tersebut pada Senin (28/8/2023).

Warga sepakat untuk menolak, jika Pemda nekat membangun glamping Heroes Park, mereka akan mengerahkan masa dengan jumlah besar untuk menghentikan kegiatan tersebut.

“Kami minta rencana pembangunan glamping dikaji ulang,” kata Kyai Merah

Sementara itu salah satu warga setempat mengakui bahwa sebelum adanya glamping, di area tersebut sering ada orang mabuk-mabukan. Bahkan, disebut pula banyak remaja yang pacaran di ditempat yang di kelola DLHP tersebut.

“Saya sering melakukan operasi dan menemukan banyak para pemuda membawa minuman keras bukan banyak yang ribut-ribut (berkelahi) ditengah malam. Saya beberapa kali menemukan itu,” kata Usman (Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!