METRO TIMES (Ambon)-Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies, selaku focal point Ambon City Of Music, menjadi salah satu pembicara dalam event UNESCO Creative Cities Network,Crafts and Folk Art Sub-Network Annual Meeting yang digelar di Jinju Korea Selatan (Korsel) 19 – 21 Oktober 2022.
Direktur AMO ketika dihubungi Tim Media Center,Jumat (21/10/22) menjelaskan, dirinya mendapat kesempatan pada hari kedua event, dengan topik “Convergence and Collaboration between Creative Fields”.
“Presentasi yang saya bawakan berjudul Cross-Network Creativity Collaboration dimana di dalamnya ada pemaparan tentang program inovatif Sound of Green (SoG) yakni kolaborasi musik dan lingkungan,” kata Loppies.
Program SoG sendiri lanjutnya sudah diterima mulai pertemuan Tahunan Kota Kreatif UNESCO di Brazil tahun ini, sebagai bagian dari 7 (tujuh) rekomendasi UNESCO yang berhubungan dengan efek gas rumah kaca.
Lebih Jauh, Direktur AMO jelaskan, event di Jinju ini bukan untuk Pemerintah dan masyarakat Jinju, namun mencakup jejaring kota kreatif UNESCO
“Pendekatan yang dilakukan oleh Ambon City Of Music lewat Proram SoG, dinilai oleh Jinju sebagai konsep yang menarik dan kekinian dalam menjawab tantangan Sustainable Development Goals (SDG,s) Tahun 2030, utamanya di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.
Oleh sebab itu sesuai dengan topik hari kedua, kolaborasi antara musik dan sektor – sektor lain terus dibicarakan pada pertemuan kota – kota kreatif ini,” ulasnya.
Kota Ambon dan Jinju, kata Ronny tengah membangun kerjasama yang erat untuk memberi kontribusi bagi masing-masing kota kreatif, meliputi pelestarian tradisi dan kombinasi unik kota kreatif berbasis kerajinan dan seni rakyat dan musik, Saling mendukung dalam membangun infrastruktur sosial, budaya dan ekonomi, Mendukung dan saling berkontribusi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pendidikan di jaringan kota kreatif.
“Selain itu, kedua kota juga mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan memajukan kota kerajinan dan seni rakyat, dan musik. Serta Mendorong industri kreatif yang tidak merusak lingkungan. Dan terakhir Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung industri kreatif,” tandasnya.
Implementasi dari kerjasama itu, adalah salah satu musisi asal Ambon, Rio Efruan yang berkesempatan tinggal selama sebulan di Jinju dan mengajarkan tifa dan ukulele bagi anak-anak Korsel. Selain itu, Band Etnik bernuansa Reggae, Kaihulu, juga diundang tampil di Jinju.
“Kedepannya kami menargetkan pertukaran guru dan Kurikulum musik, namun butuh waktu pemantapan guru musik untuk bisa diexport keluar negeri,” kuncinya.