- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Ratusan Petani yang tergabung dalam alinsi petani Purworejo, mendesak Peroyek Strategi Nasional (PSN) Bendungan Bener yang berlokasi di Desa Guntu, Kecamatan Bener segera jadi. Desakan itu mengemuka saat ratusan petani dari 3 Kecamatan menggelar aksi damai di halaman Kantor DPRD Purworejo, Senin (21/2/2022).

Ke tiga Kecamatan itu adalah Kecamatan Bagelen, Purwodadi dan Ngombol. Sekitar Pukul 10.00 para petani berkumpul di selatan Alun-Alun Purworejo. Kendaraan yang digunakan diparkir di pujasera, kuliner yang ada di timur Kantor Bupati Purworejo.

Kemudian pada pukul 10.20 perlahan mulai bergerak dengan berjalan kaki menuju gedung DPRD Purworejo, dengan pengawalan aparat kepolisian. Mereka juga mengenakan masker, hanya sosial distancing yang dilanggar. Namun semua peserta tertib, sopan dan damai. Sesuai dengan tema, aksi damai.

Ada satu unit mobil pickup lengkap dengan pengeras suara, di bagian depan ada tulisan #Save Bendungan. Sebagian peserta membawa atribut spanduk yang dicetak seperti background kegiatan rapat.

“Petani Butuh Banyu (Petani Butuh Air,red), tulisan itu sebetulnya gahar, berwarna merah. Aparat kepolisian yang sudah berjaga sejak pagi dan langsung merapat ke balik pintu gerbang DPRD Purworejo.

ads

Sekitar 30 orang perwakilan aksi dipersilahkan masuk ke Ruang Rapat Paripurna, berdiskusi dengan wakilnya. Sementara di luar gedung, aksi tetap berjalan damai tanpa ada kericuhan, apalagi bentrok atau saling dorong dengan petugas. Sebagian peserta justru menepi ke pinggir jalan sambil berteduh menunggu 30 orang perwakilan menyampaikan aspirasi mereka.

Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setiabudi, didampingi Wakil Ketua DPRD Purworejo, Kelik Susilo Ardani dan Anggota DPRD Purworejo Dapil Bagelen, Purwodadi Ngombol, H Frans Suharmaji, langsung menemui Alinsi Petani Purworejo Selatan.

Selama audiensi berlangsung, tidak ada pengeras suara atau orasi. Namun mobil pengeras suara tetap berada di pintu gerbang selatan. Mobil itu juga menjadi sumber suara, ketika koordinator aksi memandu menyanyikan lagu Indonesia Raya tepat pukul 10.24.

Koordinator Aksi, Kuntaufik Ali Akbar yang juga Ketua Kelompok Tani (Klomtan) Makmur Lestari, Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol mengatakan, aksi kali ini diikuti sekitar 1500 peserta. Semua memiliki niat yang sama, mendukung dunia pertanian, artinya juga mendukung pembangunan Bendungan Bener.

Gelisah pembangunan Bendungan Bener akan terhambat. Sebab, belakangan ini marak sekali pemberitaan kasus Wadas yang gaduh. Membuat kesan proyek pembangunan Bendungan Bener itu kacau, mengerikan, padahal Wadas dan lokasi pembangunan bendungan jaraknya 10 kilometer.

“Masyarakat Purworejo itu cinta damai. Kami semua yang hadir kali ini buktinya, pembangunan bendungan harus berlanjut, jangan ada lagi peristiwa Wadas seperti kemarin,” ucapnya.

Bagi petani selatan, Bendungan Bener tidak hanya jaminan untuk ketersediaan air irigasi, tetapi sebuah perangkat hebat untuk mengendalikan banjir. Selama ini, Saat musim penghujan mereka menjadi pelanggan banjir, saat kemarau kesulitan air. Mengairi sawah harus kelewat sabar, bergilir. Habis kesabaran kadang berebut. “Itulah kenapa kami petani di dataran rendah selatan sangat mendukung percepatan Bendungan Bener,” ungkapnya.

Kami optimis, ketika air tercukupi, banjir saat musim penghujan terkendali, itu akan mendongkrak produktivitas padi. Tidak perlu lagi mengeluarkan biaya produksi tinggi mendapatkan air saat kemarau. Biasanya, Musim Tanam I tanaman padi aman, air irigasi masih lancar dan kadang masih dibantu hujan. Masuk Musim Tanam II pasokan airnya sudah mulai menipis, Musim Tanam III sebagian harus bero, tanahnya pecah-pecah, menjadi sarang jangkrik tak bisa ditanami.

Purworejo selatan sejauh ini menjadi andalan pemasok padi di Kabupaten Purworejo. Purworejo dikenal sebagai lumbung padi Jawa Tengah Selatan bahkan nasional, sebagian padinya juga dari Bagelen, Purwodadi dan Ngombol. “Pemerintah membangun Bendungan Bener sudah tepat, pemerintah memikirkan kami,” sebutnya.

Ketua Klomtan Ngudi Mulyo, Kastomo, Desa Tlogorejo Kecamatan Purwodadi juga mendesak, konflik Wadas segera berahir. Maka empat pernyataan sikap yang dibuat Aliansi Petani Purworejo Selatan, tidak hanya normalisasi infrastruktur irigasi secara menyeluruh, dipercepat pembangunan Bendungan Bener Tetapi juga mendukung penambangan batu andesit di Desa Wadas. Pihaknya sangat mendukung pemerintah dan aparat menegakan supremasi hukum kepada oknum perusuh.

“Kami selama ini mendukung pemerintah, kadang iri dengan Bandara YIA di Kulonprogo yang dekat sekali, tetapi hanya bisa menikmati tidak memiliki. Jadi kenapa ketika di Purworejo ada PSN kok seolah dihalangi. Semua yang menghambat itu mungkin bukan warga Purworejo, mereka mengacau PSN di Purworejo,” tegasnya dengan nada geram.

Wakil Ketua DPRD Purworejo, Kelik Susilo Ardani menjelaskan, semua aspirasi sudah didengar dengan baik. Kami memaklumi keresahan para petani. Ia sepakat, bendungan Boro berfungsi maksimal ketika Bendungan Bener jadi. MT I, MT II bahkan sampai MT IV bisa panen secara maksimal.

Kelik menjelaskan regulasi, dan langkahnya bersama teman-teman di DPRD Purworejo untuk mendorong percepatan PSN bendungan Bener. Bertemu Komisi 2 DPR-RI yang berteman akrab dengan BPN terkait pengadaan tanah. Mendatangi Komisi 7 DPR-RI yang konsern soal pertambangan dan mineral. Komisi 4 DPR-RI yang fokus di bidang pertanian.

“Kami juga sudah bertemu Ketua MPR untuk mendukung percepatan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN yang punya kewenangan menyelesaikan PSN Bendungan Bener juga sudah kami temui,” imbuhnya.

Dokumen-dokumen pendukung percepatan bendungan Bener sudah diserahkan kepada pihak-pihak terkait. Termasuk teman-teman di DPR-RI. Intinya Kabupaten Purworejo benar-benar butuh Bendungan Bener. “Jadi kami paham dengan kegelisahan bapak ibu semua, terimakasih, satu pesan harus lebih bersabar,” tandasnya.

Frans Suharmaji lebih detail, ia menanggapi keresahan para petani dengan isue yang berkembang beberapa pekan terakhir. Memuat para petani takut bendungan Bener tidak jadi dibangun, gara-gara konflik di Desa Wadas. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Bagelen, Purwodadi, Ngombol ia mengaku tahu persis kegelisahan warga tiga Kecamatan ini. “Bagelen itu sedikit tidak hujan kekeringan, hujan sehari banjir. Bangunan saluran irigasi sudah baik, namun tanpa pasokan air sama saja. Bendungan Bener manfaatnya memang banyak sekali, pemasok air baku juga jika krisis saat kemarau,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setiabudi menegaskan, pihaknya siap menerima siapa saja warga Purworejo. Dalam kasus Wadas, warga yang pro dan kontra tanpa terkecuali semua siap diterima di DPRD Purworejo. Apa saja persoalan yang muncul, paling efektif diselesaikan dengan cara duduk bersama.

Dion berharap, konflik Wadas sebaiknya diselesaikan oleh warga Wadas sendiri. Warga butuh menemukan ketenangan sebelum berpikir. Secara tidak langsung, pihak luar harus dieliminir, sebab masalah pro dan kontra itu sebetulnya biasa, syaratnya jangan ada oknum-oknum yang memperkeruh suasana. “Janganlah pihak-pihak luar membuat keruh, itu justru akan menghambat semuanya,” tegasnya.

Disinggung siapa pihak luar yang dimaksud, “Silahkan ditafsirkan sendiri, intinya jangan memperkeruh suasana. Biarkan masyarakat duduk bersama. Kami juga sudah mencoba masuk ke Wadas, warga yang belum menerima (kontra) memang cenderung menutup diri, komunikasi buntu. kami pernah menerima warga Wadas bahkan lebih dari 3-4 kali. Saya yakin pasti ada solusi,” ucapnya.

Dion menyatakan, semua permasalahan harus diselesaikan secara obyektif, salah satunya isu yang berkembang, Quarry Wadas itu sarat dengan kepentingan komersial. Hal itu tentu tidak masuk akal, karena dasarnya adalah IPL dan bendungan Bener juga PSN.

Bisa jadi, semua warga Desa Wadas belum menerima informasi atau sosialisasi secara jelas. Atau tidak tahu jika di desanya tidak ada usaha penambangan. Ketika bendungan selesai, penambangan juga harus selesai. “Jane pro dan kontra mari duduk bersama, semua adalah warga Purworejo, selesaikan dengan dialog komunikatif, tidak bisa dengan represif,” ujar Dion. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!