MetroTimes (Jakarta) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka kategori lifetime achievment dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi tertinggi Pemerintah dalam peningkatan literasi dan peningkatan kegemaran membaca masyarakat.
Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka dengan kategori _Lifetime Achievement_ tersebut diterima langsung Gubernur Khofifah dari Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando di acara Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2022 yang dilaksanakan di Integrity Convention Centre, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (14/11) malam.
Atas diterimanya penghargaan ini, Gubernur Jatim Khofifah menyampaikan terimakasih pada Perpusnas RI yang telah memberikan penghargaan kepada dirinya. Menurutnya penghargaan tersebut diterimanya tak lain juga berkat kerja keras seluruh pustakawan, pegiat literasi dan semua elemen strategis di Jawa Timur dalam membangun literasi di betbagai sektor di Jatim.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Perpustakaan RI. Dan sesungguhnya ini bukanlah penghargaan untuk saya semata, tetapi untuk seluruh masyarakat Jawa Timur , pustakawan serta Pegiat Literasi di Jatim. Terlebih masyarakat yang terus menerus berupaya keras dan bahu membahu meningkatkan minat baca dan mengembangkan budaya gemar membaca,” kata Khofifah.
“Kerja kolaboratif kami di Jatim ternyata ada yang memotret dari Perpustakaan Nasional dan akhirnya kami mendapatkan Lifetime Achievement. Sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah untuk peningkatan literasi dan gemar membaca. Terima kasih atas seluruh apresiasi dari Perpustakaan Nasional,” imbuhnya.
Gubernur Khofifah menyampaikan, komitmen dalam meningkatkan minat baca di Jatim telah dibuktikan dengan naiknya tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Jatim sebesar 64,20 pada 2021. Data tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan 2020 yaitu 63,96.
“Ingin saya sampaikan bahwa ini menjadi komitmen kami di Jawa Timur bahwa literasi wajib untuk terus kita tingkatkan. Karena ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat juga,. Literasi merupakan kunci edukasi, kemajuan dan peradaban bangsa” terangnya.
Meski mengalami peningkatan, Khofifah masih merasa belum puas. Dirinya bersama seluruh jajarannya terus berkomitmen bekerja keras meningkatkan budaya gemar membaca di seluruh wilayah di Jatim.
“Karena, membaca adalah aktivitas positif yang dapat meningkatkan pengetahuan dan produktifitas agar bisa survive menghadapi tantangan hidup yang tidak semakin mudah bahkan sebaliknya bisa melahirkan inovasi – inovasi gemilang,” jelasnya.
Menyinggung komitmen yang ia bangun, Khofifah menyampaikan bahwa Jawa Timur sedang menguatkan pola-pola literasi di berbagai sektor. Utamanya berangkat dari target indeks inklusi keuangan pada 2024 secara nasional sebesar 90 persen. Tahun 2022 ini inklusi keuangan di Provinsi Jatim telah mencapai 92,99 persen. Sedangkan target literasi keuangan secara nasional tahun 2024 adalah 50 persen dan saat ini Jatim telah mencapai 55,32 . Data ini merupakan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2022 oleh OJK.
Target tersebut menunjukkan bahwa transfornasi ekosistem digital jauh lebih cepat dari literasinya. Ini merupakan tugas strategis kita semua untuk bersama sama melakukan percepatan literasi di berbagai sektor.
“Dari sini kita tahu betapa lompatan transformasi ekosistem digital itu luar biasa percepatannya. Tetapi literasinya tidak bisa secepat transformasi ekosistem digitalnya, maka tugas kita bersama melakukan percepatannya” ungkapnya.
Padahal literasi merupakan gerbang masuk percepatan kemajuan semua sektor. Pintu masuk edukasi, kemajuan serta peradaban bangsa di berbagai sektor Baik itu pertanian, lingkungan, energi, keuangan, sektor UMKM , sektor Pendidikan dan seterusnya.
“Maka betapa pentingnya membangun penguatan literasi di semua elemen di seluruh level dan di seluruh sektor. Terima kasih kepada Perpustakaan Nasional,” pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, pemberian penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan apresiasi tertinggi Pemerintah dalam peningkatan literasi dan kegemaran membaca. Salah satu yang diberikan adalah kepada para Pegiat Literasi.
“Kategori Pegiat Literasi, diberikan kepada seseorang yang memiliki kemampuan literasi yang dipilih sebagai panutan, motivator, inspirator, katalisator dan influencer dalam upaya mempromosikan gemar membaca,” ujar Muhammad Syarif Bando.
Untuk itu, dirinya sangat berterima kasih dan mengapresiasi segala jerih lelah yang sudah diberikan para penerima penghargaan dalam meningkatkan dunia literasi di bidang dan daerahnya masing-masing.
“Terima kasih kepada bapak ibu semuanya yang sudah mendedikasikan dirinya untuk kemajuan dunia literasi di bangsa ini,” sebutnya. (nald)