Purworejo-Kehadiran Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menjadi angin segar bagi Karsini, seorang warga di Desa Bapangsari Kecamatan Bagelen, Purworejo.
Sebagaimana ketahui saat ini BPN bersama BBWSSO sedang melakukan identifikasi dan inventarisasi tanah, bangunan serta tanaman tumbuh di wilayah Sungai Bogowonto. Itu dilakukan sebagai awal dari proses persiapan terkait rencana pembangunan pengendali banjir di wilayah sekitar Bandara YIA.
Karsini (69) adalah seorang janda, rumahnya berada tepat di pinggir Sungai Bogowonto. Sudah sejak tujuh bulan lalu ia diungsikan di rumah warga yang jauh dari aliran sungai Bogowonto.
Saat ini ia boleh merasa tenang karena jiwanya aman dari ancaman Banjir. Meski demikian kekhawatiran masih menyelimuti benak dan pikiranya, mengingat ia masih memiliki aset berupa tanah dan bangunan yang berada di pinggir sungai.
“Sudah tujuh bulan tidak saya tempati, tapi masih selalu saya cek setiap hari,” kata Karsini.
Ia menceritakan dirinya terpaksa mengungsi karena rumahnya dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Sebagian dari tanah dan bangunan rumah itu telah runtuh akibat pengikisan sungai Bogowonto.
“Ada tiga kamar yang sudah ambles dan hanyut dibawa banjir. Memang disini menjadi langganan banjir,” kata dia lagi.
Kehadiran tim dari BPN, BBWSSO serta beberapa instansi terkait lain menjadi angin seger bagi Karsini. Dia berharap rencana pembangunan itu bisa segera terlaksana.
Kepala Kantor Pertanahan Purworejo, Andri Kristanto membeberkan terdapat sembilan desa di Purworejo yang akan mengalami dampak langsung dalam proyek ini. Sembilan desa itu meliputi wilayah Kecamatan Bagelen, Purwodadi serta Ngombol.
Pada Rabu (9/10) identifikasi dan inventarisasi dilakukan di desa Bapangsari untuk 9 bidang, Purwosari empa bidang, Bugel satu Bidang dan Bagelen satu bidang.
“Ini tindak lanjut dari kegiatan yang pertama yakni kegiatan iden dan inven di Desa Jogoboyo dan Watukuro. Hari ini 15 bidang selesai yakni di Desa Bapangsari, Purwosari, Bugel dan Bagelen. Besok kita lanjut lagi di Desa Pejagran, Wasiat dan Tunjungan,” sebut Kristanto.
Ia mengutarakan dalam proyek tersebut ada sekitar 152 bidang yang harus dibebaskan. Pihaknya yakin dalam pekan ini proses identifikasi dan inventisasi sudah selesai.
“Minggu ini mudah-mudahan bisa selesai. Selanjutnya kami akan segera menetapkan hasil identifikasi dan inventarisasi dan mengumumkan hasilnya kepada masyarakat,” imbuhnya.
Selanjutnya, setelah seluruh tahapan ini selesai pihaknya berharap pembayar uang ganti rugi bisa dilaksanakan pada November mendatang.
“Untuk iden inven targetnya selesai pada 15 Oktober, ini nanti kemungkinan sebelum itu sudah selesai. Berikutnya untuk pembayaran UGR targetnya Desember, tapi ini nanti kemungkinan bulan November sudah bisa terealisasi,” ujarnya.
Ia menambahkan identifikasi dan inventarisasi bidang tanah dilakukan sendiri oleh BPN sedangkan untuk bangunan pihaknya meminta bantuan dari Dinas PUPR dan inventarisasi tanaman tumbuh meminta bantuan Dinas Pertanian.***