Metro Times (Purworejo) Kejadian kurang mengenakkan dialami warga SMP Negeri 26 Purworejo saat menerima kunjungan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Wasit Diono SSos. Sedianya, Kadinas yang baru beberapa saat menjabat tersebut hadir dalam agenda penilain kinerja kepala sekolah. Namun, saat melihat ada anak tertidur didalam kelas, tiba-tiba Kadinas meluapkan kemarahannya dengan ekspresi berlebihan. Kejadian tersebut menimbulkan trauma bagi anak hingga dewan guru karena hal itu terjadi di hadapan kepala sekolah, guru, komite bahkan ada dua orang siswa yang turut menyaksikan.
Kepala SMP Negeri 26, Kusnan Kadari MPd saat dimintai konfirmasi metrotimes di kantornya, Kamis (24/3) menyayangkan adanya kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Kadinas tersebut jauh dari etika yang dijunjung tinggi oleh dunia pendidikan. “Hingga saat ini siswa kami yang menyaksikan kemarahan Kadinas masih mengalami trauma. Mungkin karena belum pernah menyaksikan ekspresi kemarahan yang seperti itu. Guru-guru juga masih sakit hati mendapat perlakuan seperti itu. Karena puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan, baru pertama kali ini mereka merasakannya,” katanya.
Kusnan menambahkan, meskipun maksud dari Kadinas mungkin baik, namun cara yang digunakan tidaklah tepat. Menurutnya, menyikapi anak yang tertidur di dalam kelas tidak bisa reaksioner apalagi dengan bahasa kemarahan yang tidak beretika dan tidak sesuai dengan pendekatan psikologi pendidikan maupun psikologi anak.
“Saat kami tanya, anak yang tertidur itu tidak tidur. Namun menahan sakit karena perutnya keram. Mau ijin keluar tidak berani,” katanya.
Selain itu, Kusnan juga menyampaikan bahwa SDM anak yang masuk ke SMP Negeri 26 itu berasal dari 8 kecamatan sekitar. “Itu pun sebagian besar adalah anak-anak yang sudah mendaftar di sekolah lain namun tidak diterima. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi sekolah kami yang butuh perlakuan khusus dalam menangani persoalan anak. Tidak bisa dengan marah-marah seperti itu,” katanya.
Dia berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi di lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Purworejo. Ia juga meminta agar kepada Kadinas agar dapat menyadari kekeliruannya dan meminta maaf. “Kejadian tersebut merupakan preseden buruk bagi dunia pendidikan di Purworejo,” tandasnya.
Sementara itu, Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan Wasit Diono SSos saat dimintai konfirmasi menyampaikan bahwa apa yang terjadi di SMP 26 itu intern Dinas Pendidikan. Apa yang ia lakukan adalah bentuk tanggung jawab dan pembinaan terhadap guru yang bernaung di bawah dinas yang ia pimpin.
“Jadi saat saya kesana, saya melihat ada anak tidur. Saat itu sedang TUC. Dua orang pengawas ada juga di sana. Anak itu kemudian saya bangunkan. Saya kemudian ke kantor. Guru pengawas saya minta untuk ke kantor dan saya berikan teguran di sana. Saat itu saya tidak tahu kalau ada siswa juga di kantor. Yang jelas itu merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab dari dinas untuk memberikan pembinaan. Jangan sampai ada guru melakukan pembiaran terhadap anak yang tidur. Tanggung jawab mendidiknya dimana. Jadi kalau tidak terima ya silakan,” ucapnya.
Komisi IV DRPD Purworejo Muhammad Abdullah, dikonfirmasi di kantornya mengatakan bahwa pihaknya telah menerima aduan dari pihak SMP Negeri 26 terkait kemarahan Kepala Dinas Pendidikan tersebut. Komisi IV selaku yang membidangin dalam waktu dekat akan mendatangi lokasi kejadian sekaligus memintai keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui kejadian tersebut.
“Minggu depan kita agendakan datang ke lokasi kejadian untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas,” kata Abdullah. (dnl)