Metro Times (Purworejo) Ketidakhadiran unsur Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam acara Kick Off Desa Ekspor yang berlangsung di kawasan Pasar Umpet Desa Popongan Kecamatan Banyuurip pada Minggu (19/6) kemarin disayangkan oleh pihak Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi (Kemendesa). Pasalnya, Kick Off Desa Ekspor yang digagas oleh Desa Sejahtera Astra (DSA) dan didukung oleh Kemendesa tersebut dinilai menjadi program yang baik dan akan memberikan kebermafaatan bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
Atas kondisi itu, pada hari berikutnya, Senin (20/6), pihak Kemendesa yang diwakili oleh Direktorat Promosi dan Pemasaran, Pujiono, mendatangi kantor Dinpermades Kabupaten Purworejo untuk mendapatkan informasi sekaligus klarifikasi atas ketidakhadiran tersebut. Kedatangan Pujiono diterima langsung oleh Kepala Dinpermades Purworejo, Laksana Sakti, bersama Subkoordinator yang membidangi Bumdes, dan Tenaga Ahli Bumdes.
Pujiono saat dikonfirmasi usai melakukan pertemuan itu menyebut bahwa pihaknya merasa perlu menemui Dinpermades untuk mendapatkan informasi yang berimbang dan jelas. Tidak hanya terkait ketidakhadiran pejabat Pemkab maupun dinas hingga jajaran pemerintah kecamatan dan desa, melainkan juga dukungan terhadap program DSA serta Kick Off Desa Ekspor.
“Tentunya kami sangat menyanyangkan kerena tidak ada perwakilan pemerintah kabupaten yang hadir,” katanya.
Menurut Pujiono, dalam pertemuan itu Dinpermades menyampaikan bahwa ketidakhadiran Pemkab karena tidak ada undangan atau pemberitahuan secara resmi. Bahkan, sebelum-sebelumnya PT Diva Prima Cemerlang dan Astra dikatakan juga tidak pernah berkoordinasi terkait program Desa Sejahtera Astra di Popongan Kecamatan Banyuurip.
“Padahal informasi dari PT Diva, undangan sudah disampaikan. Nah, ini mana yang benar,” ungkapnya.
Lebih lanjut Pujiono menyampaikan bahwa DSA merupakan program yang baik untuk perekonomian masyarakat. Karena itu, pihaknya berharap agar komunikasi dan koordinasi dapat diperbaiki.
“Tadi saya sampaikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut, Astra juga akan memilih desa-desa lain di Purworejo. Harapannya koordinasi diperbaiki,” tandasnya.
“Terhadap kepedulian UMKM, mereka (dinpermades) mengaku mensupport, termasuk Pasar Umpet yang membawa manfaat bagi masyarakat,” imbuhnya menegaskan.
Terpisah, Kepala Dinpermades Laksana Sakti menyatakan bahwa pihaknya tidak menerima undangan secara resmi acara Kick Off Desa Ekspor, baik dari pihak Astra, PT Diva, maupun Kemendesa.
“Selama ini seingat saya belum ada surat,” katanya.
Pihaknya juga mengaku tidak mengetahui adanya program DSA di Popongan karena belum pernah diajak berkoordinasi. Karena itulah, pihaknya menilai bahwa keberadaan DSA dibentuk dengan prosedur administrasi yang kurang baik.
“Harusnya kan sebelum mengundang kami, paling tidak kulo nuwun dulu. Saya tidak tahu, termasuk itu informasinya yang ditunjuk ada tujuh Bumdes, harusnya kan koordinasi ke kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut Laksana Saksi menegaskan bahwa Dinpermades mendukung seluruh program dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat desa, khususnya pelaku UMKM, dan Bumdes.
“Jadi bukan berarti menolak. Seandainya kita diajak pasti akan kita dukung,” tegasnya.
Sementara itu, CEO PT Diva Prima Cemerlang selaku Team akselerasi dan percepatan ekspor DSA , Dewi Ekha Harlasyanti, memastikan bahwa pihaknya sudah mengirimkan undangan jauh-jauh hari. Tidak hanya kepada Dinpermades dan dinas terkait lainnya, surat juga dikirimkan ke Bupati Purworejo.
“Bahkan, sekitar seminggu sebelum acara itu kami juga mengirim surat permohon audiensi dengan bupati. Tapi belum ada tanggapan,” katanya.
Terkait legalitas dan prosedur pendirian DSA, Dewi menyatakan bahwa hal itu sudah dilalui sesuai prosedur. Mulai dari tingkat desa hingga kementerian.
“Termasuk perizinan PT Diva, kami juga sudah selesaikan sesuai prosedur,” tandasnya. (dnl)