- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Musim tanam pertama atau MT-1 untuk tanaman padi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sudah mengalami kemunduran hingga dua bulan lamanya. Hal ini ditengarai sebagai bagian dari dampak fenomena El-Nino yang berlangsung pada tahun 2023.

“Hampir sebagian besar wilayah jawa kondisinya sama. Prediksi BMKG untuk wilayah jawa tidak akan ada hujan hingga 10 hari kedepan. Kemungkinan hujan akan normal nanti pada Januari 2024,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo, Hadi Sadsila Selasa (19/12/2023).

Semula, sebut Hadi, musim hujan 2023-2024 diprediksi turun pada awal Oktober dan MT-1 sudah bisa dimulai pada akhir Oktober hingga November 2024. Namun, prediksi itu meleset dan MT-1 baru bisa dimulai pada Desember 2023.

“Kalau hujan normal, pada Desember ini seharusnya petani sudah bisa serentak memulai musim tanam pertama. Namun, ternyata curah hujan masih rendah bahkan saat ini hujan hilang lagi sehingga sampai saat ini baru sebagian kecil petani yang bisa melalukan penanaman pada MT-1,” sebutnya.

ads

Hingga akhir dasarian dua Desember 2023, lanjut Sadsila, baru 25 persen dari 28 hektar lahan sawah di Purworejo yang sudah memulai MT-1. Ketersedian air menjadi kendala satu-satunya bagi petani padi tahun ini.

“Tantangan kita untuk tahun ini memang sangat berat yakni persoalan air. Ini sangat fondamental, banyak petani yang mengeluh soal itu dan kami tidak bisa berbuat banyak karena ini persoalan fenomena alam,” ujarnya.

Dia berharap, kondisi ini tidak berlanjut hingga nanti pada MT-2 yang diperkirakan akan berlangsung pada Maret hingga April 2024. Sebab jika itu terjadi petani akan sangat kesulitan dan akan berpengaruh terhadap produksi pangan terutama beras di Purworejo.

“Ya kita berdoa, semoga pada Januari nanti hujan benar-benar normal sehingga saat memasuki MT-2 petani sudah tidak lagi menghadapi persoalan air,” katanya menambahkan.

Dia menambahkan, saat ini lahan sawah yang sudah memasuki MT-1 meliputi sebagian wilayah Kecamatan Ngombol, Grabag, Banyuurip, serta sebagian wilayah Kecamatan Purwodadi. Irigasi pengairan bersumber dari Bendung Bogowonto dan Wadas Lintang.

“Intensitas hujan masih rendah, volume air di Bendung Bogowonto maupun Wadas Lintang saat ini masih sangat rendah, sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan air seluruh area sawah di Purworejo,” pungkasnya.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!