metrotimes.news-Salah seorang pelaku penyerangan brutal di Paris, Prancis berhasil diidentifikasi oleh petugas. Pelaku bernama Mustafa Ismail Umar ternyata memiliki rekam jejak kriminal dan berideologi radikal.
Identitas pria 29 tahun ini terungkap setelah petugas menemukan potongan jari di Gedung Konser Bataclan, salah satu lokasi penyerangan. Kini polisi masih mengumpulkan informasi mengenai perjalanan Mustafa ke Suriah pada 2014 lalu.
Mustafa datang dari Kota Courcouronnes yang terletak 25 km (15 mil) di Selatan Paris. Dia tinggal di kota terdekat dari Chartres hingga 2012.
Meski memiliki catatan hitam, Mustafa tidak pernah dipenjara. Pihak keamanan telah mencurigai aktivitas radikalnya pada 2010, tetapi tidak pernah dilakukan penyelidikan.
Saat ini polisi sudah menahan ayah dan kakak Mustafa. “Ini gila, sinting. Saya berada di Paris sendiri tadi malam, saya melihat kekacauan itu,” kata kakak Mustafa sebelum ditahan, seperti dilansir dari bbc.com, Minggu (15/11).
Dia mengaku sudah beberapa tahun tidak berkomunikasi dengan Mustafa karena ada masalah keluarga. Sebagai kakak, dia sangat terkejut mendengar Mustafa bertindak radikal.
Sebelumnya, media Serbia menyatakan salah satu pelaku bernama Ahmad Almuhamad. Menurut koran Blic, pria 25 tahun itu tiba di Kepulauan Leros, Yunani pada 3 Oktober lalu dengan tujuan Paris.
Pada 7 Oktober dia memasuki Serbia di Miratovce dari Makedonia. Koran Blic menuturkan Almuhamad mengajukan permohonan suaka di Serbia sebelum menyeberang ke Kroasia dan Austria.
Seperti diketahui, serangan di tujuh lokasi berbeda di Paris, Prancis, Jumat malam merupakan insiden paling mematikan setelah terakhir kali terjadi pada Perang Dunia II. Sejauh ini 129 orang tewas karena bom bunuh diri serta penembakan acak di Gedung Konser Bataclan, Rue Bichat, Av. de la Republique, Bd. Voltaire, Rue Charonne, dan Boulevard Beaumarchais
di kutip dari Reporter : Didi Syafirdi