Metro Times (Purworejo) Masyarakat Kabupaten Purworejo dihimbau untuk tidak panik terhadap ancaman Novel Coronavirus (nCoV) yang kini banyak beredar berbagai versi di media sosial (Medsos). Namun, masyarakat juga harus tetap waspada dan segera berkonsultasi kepada ahli kesehatan yang sudah disiapkan Pemkab di seluruh fasilitas kesehatan jika mendapati gejala atau tanda-tanda yang mengarah pada suspect virus Corona.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan Sosialisasi Penyakit yang Disebabkan Oleh Novel Coronavirus (nCoV) yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo, Selasa (4/2). Sosialisasi berlangsung di Ruang Arahiwang Setda Purworejo diikuti para kepala desa, camat, dan OPD se-Kabupaten Purworejo. Hadir sebagai narasumber yakni Sekda Purworejo Said Romadhon dan dokter spesialis paru RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo Arry Setyowati SpP MKes.
Kepala Dinkes Purworejo, Sudarmi, menyebut pada ahir tahun 2019, China melaporkan kasus pneumonia di kota provinsi hubei China. Namun, pada awal Januari 2020 Cina mengidentifikasi penemuannya tersebut sebagai jenis baru coronavirus, yaitu novel coronavirus.
Upaya promotif preventif yang sangat efektif untuk mencegah meningkatnya kematian dan kesakitan, tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam dengan beberapa kasus yang mengalami kesulitan bernafas yang diawali dengan batuk, pilek dan flu hasil rontgen menunjukkan infiltrat.
Sebagai wujud komitmen bidang kesehatan dalam menunjang percepatan program penanggulangan kemiskinan, khususnya dalam memfasilitasi masyarakat agar tahu mau dan mampu dalam melaksanakan upaya deteksi dini faktor risiko masalah kesehatan wanita, maka diperlukan kegiatan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pertemuan sosialisasi penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus di kabupaten Purworejo.
“Sosialisasi ini menjadi kesiapsiagaan kita dalam menghadapi infeksi coronavirus di kabupaten Purworejo,” sebutnya.
“Kita jangan terlalu panik terhadap berita-berita yang beredar bebas di media sosial, tapi kita juga harus waspada. Seluruh fasilitas kesehatan di Purworejo siaga dan siap melayani,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekda Purworejo Said Romadhon menjelaskan, di dunia ini memang banyak sekali penyakit yang aneh-aneh dan sebagainya yang kita tidak paham. Apalagi sekarang ada Medsos yang begitu cepat.
“Saya beberapa hari terakhir ini hampir tidak bisa tidur hanya memantau cuaca hujan serta mengikuti perkembangan penyakit ini. Kalau dulu penyakit demam berdarah atau malaria penanganannya cepat agar tidak menyebar kemana-mana, tapi ketakutan demam berdarah itu sangat tinggi terutama di kalangan camat,” jelasnya.
Menurutnya, sebanyak 200 orang warga negara Indonesia telah dipulangkan dan untuk sementara mereka diungsikan dari Wuhan China ke Kepulauan Natuna. Sementara untuk seluruh bandara di indonesia telah disiapkan detektor suhu tubuh bagi WNA yang datang dari luar negeri, artinya saat ini coronavirus sudah luar biasa efeknya. Sosial, politik dan ekonomi dunia menjadi stress dan ketakutan.
“Oleh karena itu, saat ini kita adakan sosialisasi agar kita tidak kalut menghadapi masalah ini, apa lagi bagi masyarakat Purworejo. Saya yakin ada yang bepergian ke luar negeri, pulang pergi, ada juga yang bekerja di Cina dan sebagainya,” jelas sekda.
Sekda juga menghimbau kepada masyarakat purworejo khususnya, penyakit virus corona tidak sedasat seperti yang digembor-gemborkan di media sosial ataupun masyarakat. Namun ia berharap, penyakit corona tidak masuk ke Indonesia, apa lagi di Purworejo.
“Saya minta kepada masyarakat agar tidak resah, Pemkab melalui dinas kesehatan telah berkerjamasa dengan semua pihak terkait untuk selalu siaga mengantisipasi bilamana ada warga masyarakat yang terindikasi coronavirus,” tegasnya.