Metro Times (Surabaya) – Pusat Studi Analisis Manusia (Pusam) Surabaya mengungkap lingkungan RT/RW rawan disusupi oleh terorisme dan radikalisme, kewaspadaan perlu dilakukan terhadap orang yang dicurigai di sekitar rumah.
Hal ini diungkapkan oleh kordinator Pusam Surabaya, Johan Avi di sela workshop Pengembangan Jaringan Lintas Unsur Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme Dan Radikalisme Kamis (21/12) di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya.
Menurut Johan, dengan sistem deteksi dini, masyarakat sipil bisa membantu Negara mencegah potensi radikalisme dan terorisme. Johan mencontohkan, ada satu pengajian tertutup, orangnya tidak pernah bergaul, setiap hari ada orang tidak jelas keluar masuk rumahnya, juga tidak ada laporan ke RT RW.
“Potensi-potensi ini bagian dari teroris. Karena fakta yang terjadi selama ini di Indonesia, warga tidak pernah tahu bahwa tetangga kanan kirinya itu teroris, dan itu tidak pernah dikenali oleh warga kanan kiri,” ujarnya.
Kondisi ini membuat Pusam mendorong masyarakat untuk bisa mengenali setidaknya potensi dan ancaman terorisme di sekitarnya.
Beberapa kali Pusam menghadirkan mantan teroris, seperti Ali Fauzi Manzi adik dari Amrozi, bercerita pengalaman mereka ketika menjadi teroris dan mengapa mereka bisa berubah menjadi Agen Perdamaian.
“Jadi pengalaman pengalaman itu penting menurut kami untuk ditularkan kepada peserta, kepada warga agar warga di Surabaya maupun di Jawa timur bisa terhindar dari jaringan kelompok kelompok teroris,” jelasnya.
Pembicara itu, lanjut Johan, menjelaskan tanda tanda awal terorisme, radikalisme.
Dalam acara ini, turut hadir perwakilan Polrestabes Surabaya, Ketua RT/RW di Surabaya, Satpam-satpam Perumahan Elite/Apartemen dan Satpol PP. Kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian dari acara di 3 kota, Surabaya, Malang dan Lamongan.(nald)