Metro Times (Surabaya) – Kondisi Fitriani, gadis asal Kediri yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia memakan salah satu organ tangannya mendapat perhatian khusus Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjenguk kondisi Fitriani saat di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya, Selasa (7/5).
Didampingi Direktur RSJ Menur dr. Herlin Ferliana dan Kepala Dinas Sosial Prov. Jatim Sukesi, Gubernur Khofifah melihat kondisi Fitriani saat dirawat di Ruang Geriatri dan Organik.
Kepada wartawan Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa penanganan Fitriani perlu diberikan pendampingan (After Care) serta perawatan secara berkelanjutan.
Ia mengatakan, After Care sangat dibutuhkan oleh Fitriani setelah melakukan perawatan secara intensif. Fitriani membutuhkan penanganan yang berkelanjutan baik pada saat mengkonsumsi obat hingga menjaga pada sisi psikologisnya.
“Saya sampaikan terpenting adalah After Care. Harus dipantau pemberian obat tidak boleh telat harus bisa dipastikan bahwa ada yang memberi pendampingan. Kami ingin memastikan ada yang memantau apakah obat itu dikonsumsi atau tidak,” ungkapnya.
Khofifah menyebut, peran Pusksesmas, Polindes hingga Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sangat dibutuhkan untuk mengawal dan memberikan pendampingan kepada Fitriani ketika sudah kembali kepada keluarga.
Setelah bertemu Fitriani, Khofifah menyimpulkan bahwa Fitriani sangat ingin pulang karena sudah rindu dengan neneknya. Selama dirawat kurang lebih 15 hari, Khofifah melihat bahwa terdapat kemajuan yang signifikan dari perawatan di RSJ Menur.
Ke depan, Pemprov Jatim akan terus melakukan komunikasi dengan Puskesmas kemudian dengan Polindes yang ada di Kediri. Harapannya, bisa memastikan bahwa ada yang menjaga keteraturan dari obat yang harus dikonsumsi.
Pemberian obat tersebut, lanjut Khofifah menjadi sangat penting ketika terjadi dinamika instabilitas emosi, maka obat itu menjadi bagian yang menstabilkan emosinya. jadi berikutnya tentu adalah koordinasi dengan pihak terdekat Polindes dan Puskesmas.
Ia mencontohkan, di Sumatera Selatan tepatnya di Muara Enim yang masyarakatnya hingga tenaga medis di tingkat desa membantu mendampingi masyarakat yang membutuhkan. PSM yang ada disana sangat efektif menangani masyarakat yang mengalami gangguan psikotik.
PSM itulah yang akan memastikan bahwa obatnya tersedia dan obatnya dikonsumsi. PSM inilah yang bisa membantu mengambilkan obat. Selain itu, PSM memastikan bahwa obat tersebut di konsumsi bagi masyarakat yang sedang mengalami gangguan psikotik.
“Kesemuanya ini memiliki arti bahwa butuh komitmen yang luar biasa dari semua masyarakat di desa untuk terlibat dan membantu antar sesama,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur RSJ Menur dr. Herlin Ferliana menjelaskan, bahwa kondisi Fitriani atau pasien gadis pemakan tangan saat ini berlangsung membaik setelah diberi perawatan selama 15 hari di RSJ Menur.
Ia menuturkan, bahwa kondisi pasien sejauh ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah dirawat secara intensif dan di dampingi oleh tim dokter yang ditunjuk. Jika dilihat dari kondisi fisiknya, sudah sangat berbeda dan menunjukkan hasil yang positif.
Kondisi itu, berbeda jika dilihat pada saat awal masuk di RSJ Menur, yang terlihat kurang darah atau anemia. “Kalau dilihat dari fisik saat ini sudah bagus, jika dulu masuk anemia sekarang sudah bagus dan sangat positif,” ujarnya.
dr Herlin mengatakan, bahwa dilihat dari tingkat kejiwaan juga bisa dipastikan sudah membaik. Bahkan, bisa berinteraksi dan diajak berbicara. Sementara itu, untuk luka juga sudah berangsur membaik.
Jika memungkinkan, lanjutnya dapat dilakukan amputasi pada jari-jari tangannya yang menonjol asalkan mendapat persetujuan dari tim dokter.
“Allhamdulillah, sejauh ini dilihat dari jiwa, badan dan luka sudah mulai membaik. Direncanakan jika kejiwaan, tubuh badan dan luka yang ada stabil minggu depan akan dilakukan tindakan berikutnya yakni mengamputasi tulang jari jemari yang menonjol. Asal kondisi tubuh dan kejiwaan stabil,” ujarnya.
Khofifah Bagi Tasbih Bagi Pasien RSJ Menur
Setelah mengunjungi Fitriani, Gubernur Khofifah membagikan tasbih atau alat untuk berdzikir kepada pasien RSJ Menur. Tasbih, menurut Khofifah merupakan alat yang sangat baik untuk melatih konsentrasi bagi pasien dengan tatapan mata yang kosong.
“Kenapa saya memberikan tasbih ini, karena yang saya lihat itu adalah tatapan mata kosong. Biasanya mereka memainkan tangan dan diputar seperti sedang berdzikir. Jika mereka diberi Tasbih akan membantu dan melatih konsentrasi,” terangnya.
Khofifah berharap, bahwa Tasbih ini dapat dipergunakan untuk membantu proses penyembuhan secara spiritual disamping proses penyembuhan secara medis.
“Secara medis terus dilakukan proses untuk penyembuhan serta secara sosial dilakukan pendampingan. Sedangkan, tasbih lewat jalan lain secara spiritual yang akan membantu proses penyembuhannya,” tutupnya. (nald)