Kondisi Struk dan Harus Menghidupi 3 Anak Luput Dari Semua Bantuan Pemerintah

0
773
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Ditengah maraknya bantuan dari pemerintah terkait dengan kondisi pandemi covid-19, ternyata masih ada warga miskin yang sama sekali tidak pernah mendapatkan bantuan jenis apapun, baik itu PKH, BPNT, BLT DD dan BLT Kemensos.

Di Dusun Ngaglik Desa Kutoharjo Kaliwungu Kendal, ada salah satu warga kurang mampu yang mengaku, tidak pernah menerima bantuan.

Warga itu bernama Martono, meski rumahnya sudah berkeramik. Namum, dirinya tidak memiliki penghasilan dalam setiap harinya, ditambah harus menghidupi tiga orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Martono merupakan seorang duda ditinggal mati istrinya satu setengah tahun yang lalu.

Setelah istrinya meninggal, ia sakit struk sehingga separoh tubuhnya lumpuh dan tidak mampu untuk mencari nafkah.

ads

Untuk menghidupi ketiga anaknya, yang dilakukan dirinya hanya dengan cara menyembuhkan orang sakit yang terkena ilmu hitam, seperti santet, kerasukan makhluk halus dan lain sebagainya. Itupun dilakukan dengan tidak mematok tarif.

Orang yang datang kepada dirinya hanya membayar sesuai kemampuan yang dimiliki.

Lelaki dengan panggilan akrab Mbah Tono Nini menuturkan, sebenarnya dirinya memiliki tujuh anak.

Tujuh orang anaknya tersebut, kata Mbah Tono berasal dari dua istri.

“Dari istri pertama, saya punya anak dua kemudian istri meninggal dunia. Istri kedua saya punya anak lima dan pada usia empat puluh tahun istri saya juga meninggal dunia,” katanya, senin (18/5/2020).

Setelah istrinya yang kedua meninggal dunia, Mbah Tono hidup bersama tujuh anaknya.

Tujuh anaknya itu, empat diantaranya sudah berumah tangga, sedangkan yang tiga masih sekolah.

“Anak saya yang paling kecil masih kelas enam SD,” ujarnya.

Dalam kondisi saat ini, ketika para tetangga yang lain beramai ramai dapat bantuan dari pemerintah. Namun, Mbah Tono mengaku belum pernah mendapat bantuan apapun.

Meski rumahnya sudah berkeramik, rumah yang ia huni bersama tiga anaknya yang masih bersekolah ini, dinding temboknya sudah kelihatan rapuh. Bahkan terlihat dibeberapa sudut ada dinding yang sudah jebol.

Rumah berukuran delapan kali sepuluh meter ini, atapnya juga terlihat sangat memprihatinkan.Tak ayal, jika hujan, semua ruangan banjir karena gentengnya bocor.

“Semua ini saya terima dengan lapang dada dan tetap bersyukur pada tuhan. Yang penting tetap berusaha agar anak-anak bisa makan, meski dengan seadanya,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, kondisi rumah yang sangat memprihatinkan tetap di tempatinya, sebab untuk memperbaiki tidak punya biaya.

Mbah tono berharap ada dermawan ataupun pemerintah yang membantu meringankan beban hidupnya dan membantu membiayai sekolah anaknya.

Semantara itu, Panji Pamungkas salah seorang anak laki-laki Mbah Tono yang lulus tahun ini dari bangku SMA mengaku, sebagai bentuk tanggung jawabnya, setiap ia pulang sekolah rela bekerja serabutan untuk mendapatkan upah yang bisa digunakan untuk menghidupi adik dan ayahnya.

“Sepulang sekolah saya kerja serabutan agar bisa dapat uang,” tuturnya.

Sekretaris Desa (Sekdes) Kutoharjo, Azhar mengatakan, semua warga penerima bantuan diajukan berdasarkan Musyawarah Dusun (Musdus) masing-masing dusun.

Terkait masih ada warga miskin yang belum pernah menerima bantuan, dirinya segera berkoordinasi dengan Kadus setempat untuk dilakukan pengecekan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Ini saya langsung perintahkan Kadus untuk mengecek di DTKS, kalau datanya belum masuk nanti langsung bisa untuk dimasukkan,” katanya.(Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!