Metro Times (Purworejo) KPU Kabupaten Purworejo melakukan simulasi Pemilu 2024. Sejumlah warga mengaku masih bingung karena banyaknya surat suara, khususnya mereka yang sudah lanjut usia dan penyandang disabilitas.
Kendati demikian, simulasi berjalan lancar dilaksanakan di TPS 1 Desa Singkil Wetan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Rabu (27/12). Sedikitnya ada 108 warga yang hadir mencoblos sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS setempat.
Ketua KPU Purworejo, Jarot Sarwo Sambodo mengatakan, simulasi kali ini bertujuan memberikan gambaran dan pemahaman bagi para penyelenggara Pemilu juga warga. Simulasi meliputi pemungutan, penghitungan suara dan penggunaan sirekap Pemilu 2024.
“Ini penggambaran nyata dari proses pemungutan suara yang akan dilaksanakan 14 Februari 2024, kami juga memberi pembelajaran kepada rekan-rekan penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan, dan kebetulan TPS ini sudah siap untuk menyelenggarakan simulasi,” katanya..
Kepala Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Purworejo, Margaretha Ega Rindu menambahkan, teknis pencoblosan masing-masing pemilih tidak ada batasan waktu. Secara regulasi tidak ada aturan yang mengatur lamanya waktu untuk masing-masing pemilih saat mencoblos. “Kami harus memahami karena ada lansia kemudian kami juga punya komitmen untuk pemilu yang inklusif,” imbuhnya.
Menurutnya, simulasi ini juga untuk mendeteksi permasalahan di lapangan. Permasalahan yang ada akan dievaluasi sehingga ke depan pemilu dilaksanakan dengan baik. “List permasalahan akan kami bahas dalam rapat koordinasi (rakor) di level lebih tinggi, termasuk apa yang perlu dirumuskan, juknis atau handbook nanti akan menjadi pedoman teman-teman,” ujarnya.
Sementara untuk kendala, ternyata tidak semua warga bisa melaksanakan pencoblosan secara lancar. Beberapa mengaku bingung dengan banyaknya surat suara yang harus di coblos. Usai mencoblos mereka juga tidak tahu masing-masing surat suara harus dimasukkan ke kotak yang mana sehingga harus dibantu petugas.
“Tadi masukkan kertas suaranya dibantu petugas. Kertas biru ke mana, kuning yang mana, saya belum tahu. Tadi ada enam atau berapa kertas ya, banyak, warna juga nggak hafal untuk yang mana,” ucap Sumo Wardoyo, 70, salah satu peserta simulasi. (dnl)