Kubu Internal Golkar Pecah, System Kepemimpinan ERA Soeharto Kembali.
Laporan Khusus : Jaques Antonius Latuhihin
MetroTimes.Partai Pemenang ke-2 Pileg Tahun 2014 yakni Partai Golkar, memecat tiga kader mereka dari keanggotaan di partai dengan alasan tidak mematuhi keputusan partai untuk mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
3 kader Parta Golkar tersebut yakni Poempida Hidayatulloh Djatiutomo, Nusron Wahid, dan Agus Gumiwang Kartasasmita telah resmi dipecat dari keanggotaan partai. Ketiganya menyatakan telah mendapat surat resmi pemecatan tersebut dari DPP partai berlambang pohon beringin itu.
Alasan pemecatan, ketiganya dinilai terbukti membangkang dari keputusan Partai Golkar untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014. Sebab, ketiganya ternya mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pemecatan tersebut menimbulkan Gejolak di Internal Partai Golkar, diantara nya dari Tiga ormas pendiri Partai Golkar yakni Kosgoro, MKGR, dan SOKSI sepakat membentuk sebuah tim yang mendesak kehadiran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat II.
Tim tersebut diisi oleh sembilan orang perwakilan tiga ormas. Ketua dari Tim 9 itu adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MKGR Zainal Bintang.
Waketum Golkar Agung Laksono menjadi 1 diantara 3 nama yang menguat sebagai calon ketua umum Golkar pengganti Aburizal Bakrie (Ical). Namanya diusung dari organisasi sayap Golkar, Kosgoro begitu juga dengan Priyo Budi Santoso yang saat ini menjabat sebagai ketua MKGR dan Ketua DPP Golkar MS Hidayat.
Hal ini menunjukan Kepemimpinan Ical sebagai Ketua Umum Partai Golkar di pertanyakan Kredibilitasnya dan di nilai sebagian masyarakat ketidakbecusan serta ompong nya karisma Ical sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Sementara Di PAN, Wanda Hamidah terang-terangan menyatakan mendukung pasangan nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bahkan Wanda tidak takut jika nantinya dipecat dari pengurusan partai.
Bila menilik asas serta kepentingan Bangsa Indonesia, Sikap Partai Golkar Era Ical dan Partai PAN bila mendukung perihal tersebut, maka sangat jelas Demokrasi Partai Golkar dan Partai PAN patut di pertanyakan.
Sikap Ical menunjukan, kembalinya system Kekuasaan seperti Partai Golkar di Era Soeharto.
Seharusnya dalam Era Reformasi Demokrasi Politik yang Bebas Aktif di Era saat ini, sangat jelas Partai Golkar Era Ical lebih mementingkan kepentingan Golongan yakni kepentingan partai bukan Kepentingan Masyarakat Bangsa Indonesia yang menjujung tinggi Hak-Hak setiap Warga Negara dalam memberikan Suara.