MetroTimes (Surabaya) – Rektor Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak kembali mengukuhkan tiga guru besar di lingkungan Universitas Airlangga. Bertambahnya guru besar baru semakin meningkatkan rekognisi UNAIR di mata dunia. Kegiatan pengukuhan berlangsung pada Kamis (27/7/2023) di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR (C), UNAIR.
Ketiga guru besar tersebut ialah Prof Iman Harymawan SE MBA PhD dalam bidang ilmu Akuntansi Kelanjutan dan Tata Kelola, Prof Dr Phil Toetik Koesbardiati dalam bidang ilmu Paleoantropologi, dan Prof Dr Joni Wahyuhadi dr SpBS MARS dalam bidang ilmu Glioma Molecular and Surgery.
“Tambahan guru besar merupakan hadiah yang luar biasa. Dan hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Kami menyampaikan selamat, tentu apresiasi untuk pengukungan tiga guru besar ini,” ungkap Rektor UNAIR dalam sambutannya.
Rektor menuturkan bahwa guru besar bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan awal dari sebuah kebermanfaatan dan tugas yang lebih besar. Setiap pendidik harus mampu mempertanggungjawabkan komitmen dan integritas, melihat sulit dan terjalnya proses hingga sampai ketahap sebagai guru besar. Keahlian dan kepakaran yang mereka miliki akan semakin meningkatkan akselerasi pendidikan.
“Ini adalah awal dari pengabdian yang lebih nyata lagi, lebih signifikan lagi, dan lebih mulia lagi untuk terus bersama-sama mengembangkan dan memajukan peradaban,” tambahnya.
Prof Nasih menyampaikan bahwa setiap makhluk, benda, dan seluruh hal yang terdapat di muka bumi, secara hakikat memiliki ‘nyawa’. Dengan itu, kelak, kebermanfaatan dan kebaikan kita sebagai manusia tidak hanya sekadar untuk manusia lain, melainkan untuk makhluk atau benda-benda lainnya.
“Hanya sesungguhnya kita yang tidak mempunyai kemampuan untuk mendengar pembicaraan mereka. Jadi bukan mereka yang tidak bicara tapi kita yang tidak mempunyai kemampuan lebih,” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut.
Rektor berpesan untuk terus meningkatkan simpati, empati, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Tanda-tanda yang diberikan oleh alam raya sudah jelas, sehingga hanya diri kita yang harus mampu menangkap pertanda itu. Ketika bumi dirasa semakin panas, hakikatnya bumi memberikan tanda untuk manusia segera melakukan langkah perubahan.
“Hanya orang-orang berilmu yang kemudian mampu berkomunikasi dengannya (alam raya, Red). Perlu keahlian untuk bisa menangkap komunikasi dari semua makhluk. Termasuk penyakit, mayat, dan perusahan,” terangnya.
(nald)