Metro Times (Surabaya) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama para pimpinan OPD mengunjungi korban banjir di Desa Tempuran Kab. Mojokerto, Senin (6/5). Dalam kunjungannya, selain memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban, Gubernur Jatim juga mengharapkan agar proses pembangunan tanggul agar bisa dipercepat
Dijelaskan, banjir yang menggenangi Desa Tempuran sudah berlangsung selama enam hari. Penyebabnya karena tiga sipon tertutup alirannya. Perkembangan sampai saat ini dari ketiga sipon tersebut, satu sudah terbuka, satu baru terbuka setengah dan satunya masih tertutup. “Apabila ketiga sipon tersebut terbuka secara normal maka air yang surut akan signifikan” ujarnya,
Dengan kondisi seperti ini, dibutuhkan pembangunan tanggul, pintu air dan beberapa titik yang membutuhkan normalisasi sungai. Pemprov Jatim sudah melakukan koordinasi dan memetakan titik yang perlu diprioritaskan dengan kabupaten kota dan Kementrian PUPR. “Sebenarnya proyek Kali Lamong dan upaya mendirikan tanggul merupakan proyek lama sejak tahun 2012. Namun ada masalah yaitu pembebasan lahan,” ungkapnya.
Gubernur menuturkan, untuk membangun tanggul membutuhkan lahan sekitar 7,1 km. Pihaknya, sudah menyampaikan ke Kementrian PUPR bahwa apabila masyarakat dengan bantuan mediasi dari Bupati untuk melepas lahan, maka anggarannya sudah sia, dan bisa langsung dilakukan ground breaking pada tahun 2019. “Butuh dialog persuasif secara mendalam karena menjadi kepentingan masyarakat banyak. Saya mohon masyarakat bersedua melepaskan lahannya agar tanggul bisa segera dibangun,” tambahnya.
Banjir yang menggenangi Desa Tempuran meluber di dua dusun yaitu Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk. Jumlah rumah warga yang masih terendam banjir di dusun Tempuran sebanyak 42 KK 158 jiwa,30 rumah, dan di Dusun Bekucuk sebanyak 238 KK 950 jiwa dan 350 rumah. Ketinggian genangan air di jalan antara 60-70 cm dan di dalam rumah antara 30-40 cm.(nald)