Kyai Syukri Zarkasyi dan Doa Mustajab
Oleh: Heppy Trenggono
METROTIMES – Sholat Jumat di masjid Al Anwar Mampang Prapatan XII, Jakarta Selatan hari ini istimewa. Hampir seluruh jemaah melakukan sholat ghaib untuk kyai Syukri Zarkasyi yang Rabu kemarin dipanggil oleh Allah SWT.
Luar biasa rasanya, dari jarak 687 Km kita yang ada di masjid Al Anwar melakukan sholat dengan khusu. Perasaan kehilangan menghinggapi seluruh jamaah Jumat atas kepergian seorang ulama yang sangat dihormati di Indonesia. Bagi saya sendiri, sholat ghaib ini menjadi pemupus gelisah, karena uzur menghadiri secara langsung pemakaman sang kyai.
Kenangan sangat dalam dengan beliau pada tahun 2011, pada kongres kebangkitan ekonomi yang melahirkan Gerakan Beli Indonesia di Solo.
Sebagai salah satu tokoh yang turut mengantarkan lahirnya Gerakan Beli Indonesia, kyai Syukri meyakini bahwa gerakan ini akan membawa bangsa Indonesia pada kemuliaan.
Perhatian kyai Syukri terhadap perekonomian memang sangat besar, itu bisa dilihat bagaimana pondok pesantren Modern Gontor membangun. “Setiap 5 tahun saya memberikan target agar Pondok mencetak prestasi baru” demikian beliau sampaikan.
Kyai Syukri menamatkan kuliah di Al Azhar Kairo pada tahun 1976. Meraih gelar MA di tanah air, serta menyandang gelar DR Honoris Causa dari Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain menjadi pengasuh Pondok Modern Gontor, beliau memimpin berbagai lembaga dan organisasi termasuk pimpinan MUI Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pada tahun 2012 pak Kyai mendapat penganugerahan sebagai tokoh perubahan versi Republika. Dimana pada saat itu beliau tidak bisa menghadiri karena sakit yang mulai beliau derita.
Ada satu hal yang selalu saya ingat “Kita ini harus sering-sering minta doa dari orang yang kehidupannya susah. Terlebih dari orang yang terdholimi, karena doa mereka makbul” begitu ujar beliau.
Ketika di Solo, beliau mengajak saya mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan atau LP Surakarta. Kyai Syukri berbisik “Disini banyak orang susah, doa mereka mustajab”.
Mengingat nasib bangsa Indonesia, nasib buruh, nasib petani, nasib ulama, saya teringat pesan kyai Syukri. Saat ini bisa jadi doa-doa merekalah yang sangat mustajab.
Selamat jalan kyai.
*Penulis adalah Presiden Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) sekaligus inisiator Gerakan Beli Indonesia