Metro Times Kendal – Realisasikan intruksi Menteri Hukum dan HAM pada tahun 2017, Lapas Terbuka Kendal yang berlokasi di desa Bleder dan desa Bangunsari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, terus meningkatkan produktifitasnya sebagai lapas produktif.
Berbagai kegiatan pembinaan kemandirian yang bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan terus berkembang, semenjak ditetapkan sebagai Lapas Produktif. Apalagi dimasa pandemi saat ini pangan menjadi sektor yang wajib dikembangkan dan ditingkatkan produktifitasnya.
Kepala Lapas Terbuka Kendal, Rusdedy mengatakan, dengan ketekunan dan keuletan Lapas Terbuka Kendal yang sempat kosong karena ditinggal warga binaannya yang melaksanakan asimilasi dirumah, kini mampu memproduksi pangan hingga ratusan ton setelah kembali di isi oleh warga binaan yang menghendaki bekerja di lapas tersebut.
“Kami banyak menggandeng berbagai pihak untuk mewujudkan Lapas Produktif, diantaranya Kementerian Pertanian dan Bappenas untuk mendorong program ketahanan pangan nasional penanaman jagung di lahan UPT Pemasyarakatan,” terang Rusdedy, senin (24/8/2020).
Selain itu, Rusdedy mengaku, kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kabupaten Kendal, juga berhasil mendorong budidaya perikanan dan peternakan bersama Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) dibidang Pelatihan Agribisnis.
Pihaknya juga menggandeng CV Indoshrimps dibidang budidaya udang vaname system kolam bundar, CV Putra Kirana dibidang budidaya buah-buahan dan tanaman sayuran, PT. Sido Muncul dalam bidang budidaya tanaman herbal, Yayasan Global Ikhwan Indonesia dalam bidang pembinaan kepribadian dan kementerian Agama dalam bidang pembinaan keagamaan.
Hasilnya, dari beberapa kegiatan seperti budidaya tanaman jagung seluas 15 hektar, mampu menghasilkan 5 ton jagung dalam setiap hektarnya. Maka totalnya mencapai 75 ton untuk satu kali masa tanam.
Lebih lanjut dia menyampaikan, dalam satu tahun Lapas Terbuka Kendal juga dapat melakukan 2 kali masa tanam hingga jumlah total yang didapat 150 ton/tahun, budidaya 25.000 tanaman melon.
“Hasil per pohon rata rata 4 kg, maka hasil per periode tanam hasilnya 100 ton. Budidaya melon per tahun bisa 4 kali tanam, sehingga total pertahun budidaya melon mencapai 400 ton,” ungkapnya.
Lapas Terbuka Kendal juga mengembangkan budidaya semangka 2400 pohon dengan hasil per pohon sekitar 3 kg, per periode tanam hasilnya mencapai 7,2 ton. Dama halnya dengan melon, semangka untuk setiap tahunnya bisa 4 kali periode tanam sehingga total per tahun semangka menghasilkan 28,8 ton.
Tidak hanya di bidang pertanian, Rusdedy juga mengaku dibidang peternakan, budidaya ayam petelur per hari dapat menghasilkan 125 kg, untuk setiap bulannya 3,75 ton.
“Apabila diakumulasikan pertahunnya mencapai 45 ton, bidang perikanan Lapas Terbuka Kendal mengembangkan budidaya udang Vaname dengan hasil pertahun mencapai 36 ton,” jelasnya.
Selain kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya besar, Lapas Terbuka Kendal juga menyelenggarakan kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya masih kecil.
“Namun, kedepan akan terus ditingkatkan seperti ayam pedaging, sapi, kambing/domba, budidaya ikan air tawar, tambak ikan bandeng, perkebunan singkong/ubi rambat, pisang, tanaman herbal dan sayur-sayuran,” ungkapnya.
Kegiatan pembinaan kemandirian yang semula hanya bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan, kini telah berdampak positif mendukung program ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka Kendal.
Di akhir perbincangan, Rusdedy memberikan motivasi, bahwa dalam mengelola semua kegiatan agar berjalan dan terus produktif kuncinya adalah bersinergi.
Salah satu pendamping pertanian yang ditemui di lahan tanaman Melon, Abidin dari Jaripurwo Rowosari mengatakan, lokasi lahan untuk tanaman melon sebaiknya lahan yang mudah pengairannya, tidak berangin kencang, bukan daerah rawan banjir, dan mudah dijangkau kendaraan saat panen tiba.
“Tanaman melon menyukai tanah yang gembur dan kaya akan unsur hara makro dan mikro. Oleh karenanya pengolahan tanah harus dilakukan dengan tepat,” terangnya.(Gus)