Metro Times (Purworejo) Situs makam Syekh Abdul Jalal yang berada di Desa Awu-awu, Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kian ramai peziarah. Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis di desa tersebut terus berbenah untuk meningkatkan fasilitas serta pelayanan bagi pengunjung.
Ketua Pokdarwis Abadi Jaya Desa Awu-awu, Tri Sutarti wisata religi di desa tersebut dibuka setiap hari. Sejauh ini jumlah pengunjung yang datang untuk berziarah dalam sebulan rata-rata mencapai 500 orang.
“Jumlahnya fluktuatif, biasanya rombongan. Dalam sebulan rata-rata mencapai 500 orang,” kata Sutarti, Jumat (17/11/2023.
Tak hanya Purworejo, peziarah yang datang didominasi warga dari luar daerah. Pada bulan-bulan tertentu seperti Suro, Rojab serta bulan Ruwah peziarah yang hadir membludak.
“Pengunjung kebanyakan dari luar, seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, Jawa Barat, Semarang, Banten dan beberapa daerah lain,” ujarnya lagi.
Sutarti menambahkan, Pokdarwis dibantu pemerintah desa setempat terus berupaya meningkatkan pelayanan serta fasilitas pariwisata di situs makam cucu Nabi Muhammad SAW dari garis keturunan Sayyidina Hasan tersebut.
“Situs Makam Syekh Abdul Jalal punya area parkir cukup luas. Fasilitas lengkap, tempat bersih dan nyaman. Untuk toilet sudah kami siapkan delapan pintu. Kami pun sudah menyiapkan tempat istirahat yang nyaman bagi pengunjung lansia dan penyandang disabilitas,” katanya lagi.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan menambah atap situs di sisi timur untuk meningkatkan daya tampung pengunjung. Pemasangan atap diperkirakan selesai sebelum Ramadhan tahun depan. Hal itu mengingat, volume peziarah selalu membludak saat bulan Ruwah atau sebelum Ramadhan.
Tak hanya itu, pengelola juga berencana membangun ruko sebagai upaya pemberdayaan serta pengembangan UMKM di desa ini.
NASAB SYEKH ABDUL JALAL
Tokoh Agama sekaligus penasehat Pokdarwis Abadi Jaya, Syamsul Ma’arif menyebutkan, bahwa banyak versi terkait silsilah dan sejarah Syekh Abdul Jalal. Merangkum dari beberapa sumber yang diyakini sohih, ia menjelaskan bahwa syekh Abdul Jalal merupakan keluarga dalem dari Kerajaan Keraton Cirebon yang diutus mensyiarkan Islam di wilayah pesisir selatan Purworejo pada abad 17 lalu.
Dia melanjutkan bahwa Syekh Abdul Jalal merupakan keturunan dari Zaini Abdullah bin Ali Zainuddin bin Ali Zainal Abidin bin Hasan Ali bin Ali Abi Bakrin atau Syekh Jumadil Kubro bin Sayyid Hasan bin Ali bin Abi Tholib atau Suami Sayidah Fatimah bin Muhammad bin Abdullah.
“Jadi secara runtut beliau itu sampai pada cucu kanjeng Nabi yakni Syayidil Hasan. Di abad 17 beliau diutus untuk berdakwah di pesisir selatan tempatnya di Desa Awu-awu Langit (nama Desa Awu-awu saat itu), katanya.
Sebelum ke Desa Awu-awu, Syekh Abdul Jalal diperintahkan untuk sowan mematangkan Ilmu dengan berguru kepada para wali di Demak, Kudus dan Muria. Selanjutnya dia dijodohkan dengan putri dari Kyai Santri Gunung Pring di Magelang bernama Nyi Roro Fatimah.
“Setelah menikah beliau langsung diutus untuk pergi ke Awu-Awu Langit, Ngombol sini untuk mensyiarkan Islam bagi warga yang kala itu masih menganut keyakinan kejawen,” katanya.
Tak hanya Syekh Abdul Jalal di situs religi Desa Awu-awu itu juga terdapat makam para punggawa yang selalu mendampingi Syekh Abdul Jalal saat berdakwah. Di situ pun terdapat makam Nyi Ageng Serang atau Nyi Bagelen yang merupakan istri dari Ki Tumenggung Awu-awu Langit.
“Kalau malam ki Tumenggung Awu-awu Langit berada di Kedaton bersebelahan dengan ki Joko Awu-awu Langit. Lokasinya tidak jauh juga dari sini,” katanya.
Syamsul mengajak warga untuk terus menjaga situs religi bersejarah tersebut. Menurutnya jasa Syekh Abdul Jalal maupun Ki Tumenggung Awu-awu langit cukup besar bagi masyarakat Purworejo kala itu terutama yang berada di wilayah pesisir selatan.
“Kita jangan pernah melupakan sejarah, karena sejarahlah yang membentuk karakter kita,” tutup Syamsul.(dnl)