MetroTimes (Surabaya) — Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP Negeri jalur zonasi menjadi polemik baru di masyarakat di beberapa daerah, termasuk Kota Surabaya.
Bahkan, puluhan wali murid di Surabaya telah menolak proses PPDB jalur zonasi tersebut karena dinilai tidak memperhatikan jarak tempat tinggal dengan sekolah.
Maria Lucia Lindhajany, kader Partai NasDem, siap mendampingi Machfud Arifin di Pilwali Surabaya 2020, mengatakan, siswa nilainya mencukupi yang harusnya bisa masuk ke sekolah favorit tersebut, karena adanya zonasi akhirnya dia tidak bisa.
Kalau saya rasa tidak seperti itu zonasi, kecuali kalau memang mau diterapkan zonasi, harus dikejar diperbaiki sekolah-sekolah yang tidak masuk sekolah favorit. Supaya sekolah-sekolah ini menjadi sekolah favorit semua. Karena suatu pendidikan penting sekali.
Sebelum zonasi diberlakukan, hendaknya pemerintah pusat maupun daerah mempersiapkan sarana maupun prasarana pengajaran.
“Menghasilkan hasil para siswa yang bermutu itu juga membutuhkan para pengajar gurunya mempunyai SDM yang bagus juga. Jadi jangan hanya SDM dari murid yang dituntut bagus, tetapi guru juga perlu peningkatan SDM sesuai tuntutan zaman,” terang Maria Lucia Lindhajany yang juga seorang notaris dan PPAT di Surabaya.
Kalau artinya zonasi membuat sulit, ya lebih baik tidak usah.
Kekawatiran para orangtua atau wali murid terhadap PPDB sistem zonasi ini karena siswa yang nilai bagus masuk di sekolah yang belum favorit.
“Karena zonasi siswa yang pintar-pintar tidak masuk di sekolah favorit, tapi dia masuk di sekolah yang suka berantem tawuran. Sedangkan siswa yang nilai pas-pasan, tapi dia bisa masuk di sekolah favorit, maka akhirnya bukan tambah bagus malah akan kesulitan mengikuti pelajaran,” papar Maria.
Menurut Maria, sekolah itu perlu dirubah semua. Kita buat perbaikan dan ditingkatkan semuanya. Jadi jangan ada sekolah yang greatnya rendah, tengah-tengah, dan favorit. Tetapi semua harus menjadi sekolah favorit, kalau Indonesia mau maju. Karena penting pendidikan untuk masa depan generasi muda dan masa depan bangsa dan negara.
Saya menginginkan pemerinta lebih memperhatikan sarana dan prasarana guru. Saya berterima kasih kepada bapak ibu guru, tapi harus mau belajar untuk menghasilkan murid yang bagus, baik, demi generasi pemimpin bangsa,” pungkas Maria. (nald)