MetroTimes (Surabaya) — Ditengah kegiatan edukasi, pemberian masker dan penyemprotan disinfektan keliling kampung.
Siti Anggraenie Hapsari atau yang akrab dengan sapaan SAH, mendapat banyaknya curhatan para pelaku UMKM yang berdampak pada turunnya omset penjualan selama pandemi Covid.
“Keluhan UMKM tersebut salah satunya curahan unek-unek dari Wawan Marzuki yang merupakan produsen tempe di daerah Tenggilis Kauman VI. Tidak kurang dari 300 kepala keluarga yang berprofesi sebagai produsen tempe rumahan yang menghuni kawasan tersebut dan sebagai salah satu sentra produksi tempe di Surabaya,” terang SAH calon wakil Walikota Surabaya, di sela-sela sosialisasi di Tenggilis Kauman Surabaya, Selasa (9/6).
“Sejak adanya pademi korona, membuat omset kami menurun cukup drastis kisaran 30% hingga 40%. Padahal sebelumnya, produsen perhari rata-rata mampu menjual sebanyak satu kuintal tempe,” ucap SAH mengutip curahan Wawan.
Mendapati hal itu, SAH siap memberikan solusi dengan tiga tahapan, yakni pra produksi, tahapan modal, dan terakhir tahapan penjualan. Dimana masing-masing tahapan membutuhkan sinergitas lintas segmentasi.
“Pra produksi misalnya, bagaimana kita mampu bekerja sama antara penyedia bahan baku dan para produsen tempe. Tahap kedua persoalan permodalan, harus ada win win solution antara kreditur dengan debitur, seperti keringanan bunga pinjaman,” paparnya.
Lebih lanjut SAH menjelaskan, sinergitas juga harus terjalin hingga tahapan ketiga atau tahapan terakhir yaitu penjualan. Saya berharap para produsen tempe juga harus mampu berfikir secara kreatif atau berinovasi untuk menjadikan tempe sebagai ragam produk olahan yang bisa menarik pembeli yang suka akan banyaknya variasi. Bisa diolah menjadi keripik, atau burger, dan masih banyak lainya.
Jika sistem ini dijalankan dengan baik, pihaknya percaya meski ditengah pandemi, produk tempe akan tetap mendapat banyak permintaan dari para konsumen.
“Meski ditengah menurunnya daya beli masyarakat akibat dari pandemi, tetapi jika produk tempe mampu dikemas secara kreatif dengan berbagai macam olahan, para produsen tempe yang notabene pelaku UMKM pasti akan mampu bertahan,” ungkap SAH antusias untuk kesejahteraan UMKM Surabaya.
Kader Partai Demokrat ini yang juga Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI) Wilayah Jawa Timur, juga menambahkan, situasi sulit seperti ini menuntut siapapun terlebih bagi para pelaku UMKM untuk mampu kreatif dan beradaptasi dengan cepat.
“Hampir semua lini usaha lintas segmentasi juga merasakan dampak penurunan omset penjualan selama pandemi Covid. Dengan kondisi sekarang ini seharusnya membuat saya dan kita semua harus bisa saling mendukung dan bergotong royong untuk tetap saling hidup dan menghidupi,” pungkas SAH. (nald)