UMKM Somongari Mendapat Dukungan Kemasan Terbaru. Dok: PT Temu Ruang Inovasi
Keberlanjutan Ekonomi Terjaga: Perempuan Berdaya, UMKM Berjaya.
Berbagai program maupun pelatihan ekonomi telah dimunculkan untuk mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mampu berdaya saing dan naik kelas. Aspek pemasaran juga tak luput dari program yang dikembangkan oleh pemerintah maupun sektor swasta. Tak terkecuali program yang dikhususkan bagi individu/kelompok perempuan UMKM. Upaya tersebut diharapkan mampu mendorong kreativitas dalam produk maupun jasa yang dihasilkan.
Komitmen dan upaya tersebut juga dilakukan oleh PT Temu Ruang Inovasi. Sebagai sebuah start-up yang fokus pada inisiatif sosial dan digital, pemberdayaan kelompok perempuan menjadi salah satu aktivitas utama. Dengan mengusung prinsip kemitraan dan semangat Sustainable Development Goals (SDGs), sejak tahun 2021 hingga saat ini, Temu Ruang Inovasi berjejaring dengan berbagai lembaga untuk mewujudkan misi tersebut. Misalnya, kegiatan pemberdayaan UMKM kelompok perempuan di desa Wisata Lerep-Kabupaten Semarang dan desa Wisata Somongari-Kabupaten Purworejo. Melalui dukungan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, Temu Ruang Inovasi fokus mendampingi usaha perempuan UMKM dan kelompok wanita tani (KWT) di kedua wilayah tersebut.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan menekankan pada berbagai aspek, yaitu produksi, pengemasan, pemasaran, hingga pengembangan inovasi produk/jasa. Seluruh proses pada aspek di atas, juga didorong dengan peduli terhadap komponen keberlanjutan (sustainability) lingkungan. Sebab, isu keberlanjutan harus terus digaungkan pada level manapun, khususnya UMKM yang berpotensi memiliki kekuatan besar. Salah satu hal yang dilakukan pada aspek pemasaran misalnya meminimalisir penggunaan kertas/plastik dalam melakukan promosi. Temu Ruang Inovasi mendorong seluruh promosi produk/jasa menggunakan aplikasi bisnis seperti Whatsapp Business, maupun e-commerce.
Selain itu, pemberdayaan perempuan merupakan upaya inisiasi Temu Ruang Inovasi untuk mendorong mereka mampu dalam mendapatkan aksesibilitas, partisipasi, kontrol, dan manfaat pada program. Selama ini, perempuan, khususnya di wilayah rural, diketahui sebagai kelompok yang tereksklusi pada program pembangunan strategis. Salah satunya disebabkan karena keterbatasan informasi maupun pendampingan yang konsisten bagi mereka. Maka, penting untuk mengawali proses pendampingan dengan melihat kebutuhan dan kemampuan potensi yang dimiliki.
Pada akhirnya, upaya pendampingan tersebut perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Kerjasama dengan pemerintah lokal juga terus dilakukan untuk mengembangkan jejaring kemitraan. Pelibatan stakeholder swasta juga menjadi peluang menarik dalam pengembangan komunitas maupun kelompok perempuan. Mari, bersama kami mendorong berbagai inovasi program untuk pengembangan ekonomi lokal berbasis keberlanjutan.
Penulis Fitria Sari.