Metro Times (Purworejo) Para pemuda Desa Kedungpoh Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo memasang puluhan bendera merah putih di kawasan jembatan yang menghubungkan Dusun Kedungpoh dengan Dusun Kedungrejo desa setempat, Selasa (2/2). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes dan kecaman atas insiden pembakaran bendera merah putih yang diduga dilakukan oleh oknum warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Negara Malaysia beberapa hari lalu.
Pemasangan bendera disertai dengan pengecatan jembatan dengan warna merah putih tersebut sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap pemerintah Indonesia untuk dapat segera mengungkap serta menindak tegas pelakunya.
“Kami para pemuda dan pemudi Desa Kedungpoh mendorong dan mendesak agar pihak berwajib dapat segara mengusut tuntas kasus pembakaran di Malaysia yang sempat viral di media sosial beberapa hari terakhir ini, sehingga dapat diketahui motifnya dan tidak menjadi keresahan masayakat di tanah air,” kata Malik Ridho (36), perwakilan Pemuda Desa Kedungpoh.
Disebutkan, aksi pemasangan bendera dilakukan secara spontan oleh para pemuda dan tanpa paksaan dari pihak-pihak tertantu. Selain menjadi bentuk protes atas pembakaran bendera di Malaysia, pemasangan bendera merah putih sekaligus menjadi bukti tingginya jiwa nasionalisme di Desa Kedungpoh.
“Ada puluhan bendera yang kami pasang di jembatan dan ruas jalan sekitarnya. Ini juga menjadi bentuk ajakan bagi warga, khususnya generasi muda, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air,” tandasnya.
Adi Sucipto, Sekretaris Desa Kedungpoh yang turut memantau aksi pemasangan bendera di lokasi menyatakan apresiasinya terhadap para pemuda. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa meski berada di pelosok desa, para pemuda di Kedungpoh memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi.
“Berarti ada sebuah rasa cinta yang kuat terhadap tanah air karena mereka langsung bereaksi atas adanya insiden pembakaran bendera merah putih di Malaysia kemarin,” ungkapnya.
Apresiasi juga diberikan atas inisiatif pemuda yang telah mencat bangunan jembatan dengan dominasi warna merah putih. Sebagai pengingat, Pemdes sepakat untuk menamai jembatan tersebut Jembatan Merah Putih.
“Meski pemasangan bendera berakhir, jembatan ini tetap akan menjadi simbol kecintaan warga terhadap tanah air. Diharapkan, di tengah banyaknya propaganda yang memecah belah keutuhan NKRI dewasa ini, warga desa tetap kompak untuk menjaga NKRI,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa jembatan Merah Putih menjadi akses penghubung satu-satunya antara Dusun Kedungpoh dengan Dusun Kedungrejo. Sebelum jembatan dibangun oleh desa dan masyarakat pada tahun 2017, mobilitas warga di dua dusun cukup terkendala akibat tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.
“Ini juga sebagai wujud syukur atas adanya jembatan yang menjadi penghubung Dukun Kedungpoh dan Kedungrejo serta mempermudah akses dari kantor desa ke kantor kecamatan,” jelas Adi Sucipto. (DNL)