Metro Times (Purworejo) Pemerintah Pusat telah mengambil kebijakan strategis dengan adanya pelarangan mudik lebaran tanggal 6-17 Mei 2021. Termasuk pengetatan perjalanan selama 2 minggu sebelum dan sesudah masa larangan mudik.
Saat ini pandemi di dunia belum berakhir, bahkan ada lonjakan di India. Penambahan kasus terkonfirmasi mencapai 300 ribu perhari dengan angka kematian yang juga tinggi. Salah satu penyebabnya adalah pertemuan masal, vaksinasi yang belum optimal dan adanya varian baru virus covid-19.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk mengikuti kebijakan Pemerintah Pusat itu guna menghindari ancaman besar lonjakan kasus terkonfirmasi virus covid-19 usai lebaran.
“Saya menyadari masyarakat kecewa atas kebijakan ini, apalagi ini tahun kedua kita merayakan hari raya Idul Fitri ditengah pandemi. Mungkin ada yang sudah tidak pulang sejak Idul Fitri tahun lalu. Namun pandemi belum berakhir dan apabila tidak waspada, ada ancaman besar seperti kasus lonjakan di India,” kata Bupati saat memberikan arahan saat Forum CVP secara virtual di Command Center, Kamis (29/4/2021).
Dikatakan Bupati, Pemkab Purworejo telah mempersiapkan kebijakan dalam menghadapi mudik dan lebaran tahun ini. Seluruh fasilitas layanan kesehatan sudah disiapsiagakan, didukung dengan kesiapan posko ditiap kecamatan dan desa.
Terkait pelaksanaan Idul Fitri, Bupati menghimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama ibadah Idul Fitri. Kegiatan tarawih, takbiran dan bahkan sholat Ied mohon mengikuti himbauan dari Kemenag.
“Misal kegiatan tarbir keliling yang biasanya arak-arakan Panjang dan dengan rute yang jauh, mungkin cukup diadakan sederhana dilingkungan masing-masing sehingga tidak menimbulkan kerumunan,” imbuhnya.
Tokoh masyarakat, tokoh agama, takmir masjid dan pengurus kelompok masyarakat juga diminta untuk ikut mengedukasi masyarakat dalam menaati prokes dalam setiap aktifitas keseharian khususnya selama ibadah ramadhan dan Idul Fitri.
“Peran Jogo Tonggo juga harus tetap didorong menjadi semangat bersama sampai dengan tingkat RT. Kearifan lokal melalui kegotong-royongan dan kepedulian ditingkat lingkungan inilah yang menjadi kunci sukses dalam menghadapi covid-19,” imbuhnya. (dnl)