Metro Times (Purworejo) Pimpinan Daerah Nasyiatul `Aisyiyah (PDNA) Purworejo mencatat masih banyaknya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Purworejo berupa kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi. Data terakhir yang dihimpun dari Kemenag terdapat lebih kurang 1.600 kasus gugat perceraian.
Dari jumlah itu sekitar 1.200 gugatan dari pihak perempuan dan sisanya dari pihak laki-laki. Beberapa yang lainnya kasus hamil di luar nikah pada usia dini, pornografi dan lainnya.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan Darul Arqam Nasyiatul`Aisyiyah 1 (DANA 1) yang berlangsung di, SD Muhammadiyah Kutoarjo, Sabtu-Minggu (24-25/1). Kegiatan diikuti sebanyak 45 kader NA dari kecamatan yang ada di wilayah barat.
“DANA 1 ingin melanjutkan perjuangan `Aisyiyah dengan fokus dengan perempuan dan anak. Karena permasalahan perempuan dan anak membutuhkan konsentrasi ekstra dan sinergisitas berbagai pihak. Kita dari perempuan-perempuan muda agar punya kontribusi yang lebih banyak tidak untuk dirinya sendiri tetapi untuk masyarakat sekitar juga,” kata Ketua PDNA Purworejo, Nur Ngazizah.
Menurutnya, sesuai Mars NA yang selalu dilantunkan ditegaskan bahwa putri NA selalu mendidik dirinya tiap hari demi kemuliaan Islam. Harapannya, dari proses perkaderan ini akan melahirkan kader-kader NA yang mampu berperan lebih untuk persyarikatan dan bangsa menjadi perempuan berkemajuan.
“Yakni perempuan tidak hanya menyibukkan diri dengan urusan domestic, tetapi perempuan yang juga sibuk untuk urusan sosial masyarakat,” ungkapnya.
Beberapa materi yang dibedah dalam perkaderan ini yakni Profil kader Muhammadiyah, Bisnis itu Mudah, Kemuhammadiyahan, Keluarga Tangguh, Manajemen Organisasi, Ke-Nasyiatul `Aisyiyahan, Kesehatan reproduksi, Manajemen stress dan gisital class.
Darul Arqam 1 kali ini dibuka oleh Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo Amad Darusman mewakili ketua. Saat sambutan, pihaknya menekankan pentingnya peran dan posisi kader muda bagi keberlanjutan gerak dan langkah organisasi, termasuk Muhammadiyah.
“Kader-kader muda ini nantinya yang akan mampu meneruskan kepemimpinan persyarikatan. Pembinaan dan proses pendidikan kader melalui pelatihan hingga Darul Arqam semacam ini memantapkan kapasitas kader ke depannya. Dari PDM tentunya sangat memberikan dukungan sebesarnya,” tegasnya.
Pihaknya juga menggambarkan profil kader Muhammadiyah yang salah satunya harus meniru sifat Nabi yakni Sidiq, amanah, fathonah dan tabligh.
“Sehingga harapan menjadi perempuan berkemajuan dapat diwujudkan dengan dilandasi keimanan, pengetahuan dan kompetensi yang memadai serta meneladani uswah hasanah Rasulullah Saw,” tandasnya.