Metro Times Kendal – Memasuki pekan kedua bulan Ramadhan, harga bawang merah di pasar tradisional di Kabupaten Kendal mengalami kenaikan harga secara signifikan.
Kenaikan harga bawang merah terjadi sejak sepekan sebelum bulan puasa Ramadhan, hingga saat ini kenaikannya mencapai dua kali lipat. Namun untuk barang komoditas lainya, gula pasir dan daging ayam potong masih tetap bertahan.
Di Pasar Tradisional Kendal harga bawang merah kecil sudah mencapai Rp 40 ribu per kilogramnya.
Sementara untuk bawang merah ukuran besar mencapai Rp45 ribu perkilogram, bahkan ada yang menjualnya hingga Rp48 ribu per kilogramnya.
“Harga bawang merah mulai merangkak naik sekitar sepuluh hari lalu atau sepekan sebelum bulan Ramadan. Waktu itu harga bawang merah hanya Rp20 ribu per kilogram,” Kristiani (50) salah seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Kendal, sabtu (2/5/2020).
Dia menjelaskan, mahalnya harga bawang merah disebabkan karena stoknya langka.
“Kalau bawang putih sudah turun harganya, kisaran Rp32 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Menurut Kristiani, tingginya harga bawang merah itu dipicu akibat kelangkaan stok komoditas tersebut, karena di beberapa daerah, seperti Brebes dan daerah Kendal saat ini tidak panen. Bawang merah yang ada sekarang merupakan kiriman dari daerah Purwodadi.
“Pedagang yang memasok bawang merah di pasar itu banyak, ada yang dari Brebes, Ringinarum dan Purwodadi. Pedagang bawang merah yang dari Brebes dan daerah Kendal karena tidak panen, makanya tidak datang,” ungkapnya.
Hal sama juga disampaikan Istiqomah yang juga seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Kendal.
Dirinya mengatakan bawang merah selain harganya mahal, stoknya juga langka. Kondisi bawang merah yang ada juga kurang bagus, selain kecil-kecil, juga campuran setengah busuk.
“Bawang merahnya seperti ini, kurang bagus dan harganya juga mahal,” katanya.
Sementara itu, pedagang sayuran dan bumbu dapur Janah, mengatakan kenaikan harga tak hanya terjadi pada bawang merah, akan tetapi juga kol dan kacang sambel.
Pedagang sayuran lainnya, Nanik, menjelaskan penyebab terjadi kenaikan harga kol karena stoknya sedikit dan pembelinya banyak.
Pembeli sayuran Sulastri, mengatakan dengan tingginya harga bawang merah membuatnya lebih memilih mengurangi jumlah pembelianya.
“Saya beli tak jual lagi. Karena harganya tinggi terpaksa saya kurangi jumlah pembeliannya,” katanya.(Gus)