Metro Times (Purworejo) Pemerintah Kabupaten Purworejo gencar melaksanakan pembangunan sektor pariwisata sebagai primadona dalam peningkatkan perekonomian daerah. Bahkan Tahun 2020 ini sebenarnya menjadi puncak dari tahun kunjungan wisata Purworejo atau Romansa Purworejo 2020.
“Namun akibat pandemi Covid-19 maka hampir semua lini kehidupan menjadi terganggu, tak terkecuali sektor pariwisata. Semua tempat wisata harus ditutup, sehingga berdampak pada para pelaku pariwisata maupun usaha pendukung lain seperti jasa transportasi, penginapan, bahkan para pengrajin sovenir dan kuliner,” ucap Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti, SH di depan peserta sosialisasi dan promosi resepsi pernikahan di era new habit, di pendopo wakil bupati, Sabtu (19/9).
Lebih lanjut Wabup mengatakan, usaha jasa sejenis termasuk jasa weeding organizer (perencana dan pelaksana pesta pernikahan), juga terkena dampak covid-19. Masyarakat banyak menunda acara hajatan, sehingga penyedia jasa wedding organizer tidak dapat menjalankan roda usahanya.
“Wabah Covid-19 masih terjadi di Purworejo dan sampai saat ini tercatat sudah lebih dari 500 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah ini masih berpotensi terus bertambah, apalagi kalau masyarakat semakin abai dalam menerapkan protokol kesehatan,” tandas Wabup
Diungkapkan, di masa adaptasi kebiasaan baru (new habit), masyarakat boleh beraktivitas seperti biasa. Namun, kewaspadaan untuk pencegahan Covid-19 tetap menjadi prioritas, sehingga setiap aktivitas harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Wabup juga berharap masyarakat tetap menjaga guyub rukun dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 mendatang. Karena dengan guyub rukun semuanya akan berjalan dengan baik.
“Saya percaya karena dukungan panjenengan semua, sehingga saya dalam mengemban amanah mendampingi Pak Bupati dapat berjalan lancar dan baik,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Oenyelenggata Galih Gerranda Vibra Ramadhani melaporkan, sosialisai dn promosi resepsi pernikahan di era new habit merupakan gagasan rekan-rekan perias kabupaten purworejo.
“Disaat pandemi covid-19, bisa dikatakan vakum sehingga ketika dicabut masa tanggap darurat, kami juga sudah pernah menggelar acara resepsi pernikahan dengan protokol kesehatan yang benar,” kata Galih. (dnl)