- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo)-Pemerintah Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah menerima uang ganti rugi atau UGR senilai Rp1,6 miliar menyusul rencana proyek pembangunan pengendali banjir dan pengaman ombak di wilayah Bandara Yogyakarta International Airport.

Sebagaimana diketahui pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) akan membangun parapet pengandali banjir dan pengaman ombak di sejumlah titik aliran Sungai Bogowonto serta pesisir pantai selatan. Selain warga, pemerintah Desa Jogoboyo pun menerima dampak atas pembangunan tersebut.

“Aset Pemdes Jogoboyo yang turut mengalami dampak dalam rencana proyek tersebut antara lain Pasar Jogoboyo, Tanah Kas Desa serta tanah dan pagar, gasebo, tambatan perahu kantin sehat yang dikelola BUMDes (Badan Usaha Milik Desa),” kata Kepala Desa Jogoboyo, Jaka Mulyana, Senin (23/12).

Beberapa waktu lalu, Panitia Pengadaan Tanah yang melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Purworejo serta BBWSSO telah melaksanakan pembayaran secara bertahap kepada warga pemilik lahan, bangunan serta tanaman tumbuh di sejumlah lokasi terdampak pembangunan ini, termasuk di Jogoboyo. Nilai ganti tugi bervariasi dari puluhan hingga miliaran rupiah.

ads

“UGR untuk Pemdes Jogoboyo belum. Masih ada proses yang harus ditempuh, diantaranya kami harus membuat tim dan menyampaikan laporan kepada gubernur,” kata Mulyana lagi.

Terkait pasar yang sudah pasti akan digusur seiring pembangunan pengendali banjir, Mulyana mengutarakan bahwa tidak seluruh tanah dan gedung pasar menjadi dampak dalam proyek tersebut. Kendati demikian pemerintah desa tetap mencari lahan baru di lokasi lain.

“Lokasi baru sudah ada tinggal tunggu kesepakatan harga. Nanti yang menentukan harga tanah tetap dari KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik). Ya mudah-mudahan warga pemilik tanah bisa memperoleh harga yang layak sehingga tidak terjadi dinamika,” imbuhnya.

Wahyana menyebutkan, terkait proyek ini di wilayah Jogoboyo terdapat 111 bidang tanah yang mengalami dampak pembangunan. Pembayaran UGR terhadap warga sudah dilakukan seluruhnya meski sebetulnya mereka berat melepaskan tanah mereka untuk pembangunan itu.

Kepada warga penerima UGR, Kades berpesan agar menyimpan uang hasil pembayaran itu di bank dalam bentuk deposito. Hal ini dinilai penting agar ada tambahan nilai serta terpotong untuk hal-hal yang kurang prioritas.

“Kalau misalnya mau dibelikan tanah lagi bisa tapi untuk dapat tanah yang baru juga kan butuh waktu. Maka, sambil menunggu mencari tanah baru uangnya didepisitokan dulu untuk beberapa bulan atau beberapa tahun sehingga ada penambahan nilai,” katanya.(tyb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!