Metro Times (Purworejo)-Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta mengaktifkan kembali jembatan timbang di Jl.Magelang-Purworejo. Hal itu menyusul kecelakaan yang kerap terjadi di jalur rawan tersebut.
Ketua Relawan Jalan Purworejo, Gatot Seno Aji Kamis (15/5) mengatakan jembatan timbang sangat penting untuk mencegah kecelakaan yang berisiko tinggi. Seperti halnya pada Rabu pekan lalu, sebuah truk dump mengalami rem blong dan menabrak minibus pembawa rombongan guru dari Magelang menuju Purworejo.
Sebanyak 12 nyawa melayang dalam kecelakaan itu. 10 orang diantara korban meninggal itu adalah para guru dari SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’i yah Mendut Magelang dan dua lainya sopir truk dan minibus.
“Banyak mobil-mobil besar yang mengangkut barang melebihi tonase. Untuk kondisi jalan di jalur Purworejo-Magelang itu sangat berisiko,” kata Ketua Relawan Jalan Purworejo, Gatot Seno Aji Kamis (15/5).
Menurut Gatot, keberadaan jembatan timbang di jalur Magelang-Purworejo sangat mendesak. Untuk itu ia berharap Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi menindaklanjuti secepatnya.
“Memang saat ini pemerintah sekarang sedang melakukan efisiensi anggaran, tapi ini sangat mendesak, jadi mohon untuk dipertimbangkan demi keselamatan orang banyak,” katanya lagi
Gatot menambahkan, jembatan timbang dinilai rawan terjadi pungutan liar atau pungli. Untuk itu sejak awal pemerintah diminta menyiapkan sistem pembayaran yang aman dari praktik pungli.
“Ini masukan dari warga, mohon didengar dan ditindaklanjuti,” pungkasnya.
Seperti diketahui peristiwa kecelakaan sering terjadi di ruas Magelang-Purworejo terutama di turunan tajam Desa Kalijambe, Purworejo. Pasca kecelakaan maut Rabu pekan lalu, insiden kecelakaan kembali terjadi di lokasi tersebut.
Dalam kecelakaan terbaru itu, sebuah truk pengangkut semen curah mengalami rem blong dan terguling di lokasi yang tak jauh dari tempat kecelakaan tragis pekan lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun mobil itu mengalami kerusakan cukup parah pada setiap sisi. (Tyb)
