Metro Times (Wonosobo) – Persaudaraan Masyarakat Budaya Indonesia (PERMADANI) Kabupaten Wonosobo, hari ini lasanakan paragan siswa simulasi upacara adat pernikahan Jawa Tengah dengan corak Solo Hadiningrat, Selasa (17/11).
Paragan siswa (ujian ketrampilan kompetisi kurikulum), diawali dengan upacara midodareni (Bidadari pengantin putri, yang akan dipinang mempelai penganten putra), serta dilanjutkan upacara panggih (Upacara adat pertemuan mempelai pengantin). Acara tersebut dilaksanakan di kantor Desa Tumenggungan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.
Acara paragan tersebut dihadidiri oleh 63 peserta, terdiri dari Siswa Permadani Bergada ke 18 angkata 2019-2020, unsur perangkat desa, serta dimonitor dan dievaluasi langsung oleh dwija(mentor) Permadani Wonosobo.
Antusiasme acara ini menjadi spektrum untuk terus menghidupkan budaya yang luhur, penuh dengan filosofi luhur dan nilai unsur yang terkandung dalam budaya jawa yang sangat eksotis untuk dikaji, menjadi mutiara keakayaan Nusantara.
Kepala Desa Tumenggungan Mundakir, sangat bangga menjadi tuan rumah dalam paragan siswa tersebut. “Saya sangat senang dengan hadirnya Permadani, memberikan ilmu tentang budaya Jawa, menjadi corak warna yang indah tentang budaya yang harus dijaga turun-temurun. Saat ini pendidikan soft skill, ilmu budaya, makna hidup semua diajarkan di Permadani, saya harap generasi muda harus terus menghidupkan estafet obor adiluhungnya budaya yang baik yang diemban Permadani,” ungkapnya saat diwawancarai Metro Times.
Dalam sambutanya Ketua Dwija Bapa Supriyanto Widodo memberikan arahan, memaparkan tentang, visi misi serta tujuan Permadani yang menjadi salah satu tiang pondasi kebudayaan khususnya di Wonosobo.
“Nantinya Permadani akan terus berkarya melahirkan embrio masyarakat yang berbudaya sesuai nilai Pancasila, dan menjadi titah perjuangan dalam mengarungi kehidupan,” pungkas Jazuli peserta paragan siswa .(Arr)
