MetroTimes (Surabaya) – Guna mewujudkan kedaulatan pangan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) turut mendorong produktivitas para petani dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Caranya dengan HKTI memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Sehingga permasalahan yang dihadapi para petani dapat diselesaikan dari hulu hingga hilir.
“Kami berharap HKTI bersama gapoktan terus mendampingi dan mensupport para petani kita. Sehingga segala permasalahan yang dihadapi petani mulai hulu hilir seperti masalah pupuk, alsintan, dan lain sebagainya dapat dicarikan solusi terbaik,” kata Khofifah saat menghadiri Pelantikan empat belas Dewan Pengurus Cabang (DPC) HKTI Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (22/3).
Khofifah mengatakan, peran HKTI, gapoktan dan para petani sangat luar biasa dalam mewujudkan swasembada beras untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Apalagi saat pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai sektor kehidupan terkena dampaknya, sektor pertanian justru tumbuh positif, dan tidak mengalami kontraksi.
“Saat pandemi sektor pertanian tetap tumbuh positif bahkan mengalami peningkatan. Di Jatim sektor pertanian tidak mengalami kontraksi. Mohon tetap dijaga kekuatan dari para petani kita, apalagi kita tahu mendekati musim tanam ini permasalahan yang sering muncul adalah soal pupuk,” terangnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga meminta HKTI untuk membantu mencari solusi bersama atas permasalahan petani terkait alat dan mesin pertanian (Alsintan), yakni terkait pengadaan dryer maupun Rice Milling Unit (RMU). Pada umumnya Gapoktan telah mengakses KUR. Jika belum lunas tidak bisa akses KUR lagi. Akses PEN juga tidak bisa. Kita harus berusaha agar Gapoktan dapat skema khusus agar bisa melakukan pengadaan alat pengering dan penggilingan yang modern (Rice Milling Unit) sehingga produk padi bisa mencapai standart premium.
Hal ini dikarenakan sebagian besar produksi beras di Jatim kualitasnya masih medium, belum premium. Ini dikarenakan kandungan air dalam beras masih tinggi. Solusinya butuh alat pengering. Sehingga saat di giling brokennya sedikit.
“Para petani kita banyak yang membutuhkan dryer untuk meningkatkan kualitas beras dari medium ke premium. Karena kalau kandungan air tinggi diproses penggilingan (RMU) maka hasil berasnya jadi kurang baik maksimal. Brokennya banyak. Mohon ini bisa saling kita ihtiarkan cari solusi bersama,” kata orang nomor satu di Jatim.
Dalam kesempatan ini, Khofifah turut menyampaikan terimakasih kepada para petani Jatim yang sudah membangun penguatan di desanya masing-masing.
Sehingga Desa mandiri Jatim menjadi yang Tertinggi se-Indonesia. Dari 7.724 desa di Jatim, 697 merupakan desa mandiri, 3.283 merupakan desa maju, dan 3.742 adalah desa berkembang. Tahun 2021 kematin bahkan menurut IDM Kemendes PDTT sudah tidak ada desa tertinggal di Jawa Timur.
Tidak hanya itu, berdasarkan data yang dirilis BPS, di Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur kembali menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.91 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Pada tahun 2020, Provinsi Jawa Timur juga menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.94 juta ton GKG.
Jawa Timur juga merupakan provinsi dengan lahan panen terluas se-Indonesia yaitu 1.702.426,36 hektar. Jatim juga menduduki posisi pertama jika ditinjau dari nilai PDRB dari sektor pertanian.
“Terimakasih para petani Jatim, para gapoktan atas kerja kerasnya yang luar biasa. Mugi panjenengan semua diberikan kesehatan, kebahagiaan, kekuatan dan keberkahan dari Allah SWT,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP HKTI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, meminta agar HKTI dapat memposisikan diri sebagai partner strategis dengan pemerintah.
Yakni sebagai bridging institution, yang menjembatani antara petani dengan pemerintah daerah, dan jembatan antara Perguruan Tinggi dengan rakyat. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi melakukan penelitian yang hasilnya akan diaplikasikan.
“HKTI punya semangat untuk membangun. Bagaimana kita bisa bekerjasama dengan semua pihak. HKTI memberikan harapan baru untuk petani,” katanya.
“Saya juga meminta para petani untuk terus berinovasi dan menghasilkan ide-ide baru. Jadi jangan kering atas ide, jangan berhenti melakukan inovasi, dan jangan mengeluh,” imbuhnya.
Dalam acara ini, 14 DPC HKTI Jatim yang dilantik yakni Kab. Banyuwangi, Kab. Situbondo, Kab. Probolinggo, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Bojonegoro, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kota Madiun, Kab. Pacitan, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, dan Kab. Mojokerto.
Turut hadir Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Pengurus Pusat HKTI, Ketua DPD HKTI Jatim Ony Anwar Harsono, serta beberapa kepala daerah di kab/kota se-Jatim yang menjadi pengurus DPC HKTI. (nald)