Metro Times (Kendal) Berawal dari rasa keprihatinan akibat rumor yang beredar bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kendal tidak dapat disatukan dan terpecah menjadi tiga kelompok, menjadi awal didirikan Pujasera Ketapang di Jalan Soekarno Hatta Ketapang Kendal.
Hal ini disampaikan, Muhammad Cholid Hidayat owner dari Pujasera Ketapang saat peresmian dibukanya Pujasera Ketapang, senin (15/4), dengan harapan berdirinya Pujasera Ketapang dapat menyatukan para pelaku UMKM di Kendal..
“Konsep dibangunnya Pujasera ini untuk pemberdayaan SDM dari pelaku UMKM yang selama ini digembar-gemborkan tidak bisa bersatu, namun nyatanya disini dapat bersatu,” terangnya.
Bersatunya para pelaku UMKM memang sangat diharapkan Hidayat agar dapat menggeliatkan roda perekonomian dan memajukan UMKM-UMKM yang ada di Kendal.
“Dari awal kita dirikan, 57 orang yang ingin bergabung, 50 persennya orang atau pelaku UMKM dari luar Kendal yang berani bayar 15 juta pertahun, namun kita tolak, karena tujuannya adalah murni untuk kemajuan UMKM Kendal,” kata Hidayat yang juga Sekretaris Jendral Ormas Pekat IB Jawa Tengah.
Selain itu, Hidayat juga menyampaikan bahwa menu makanan yang disediakan Pujasera Ketapang banyak menyajikan berbagai makanan tradisional khas Kendal, diantaranya Pepes ikan, Gudeg dan juga sate Semanggi.
“Semuanya tradisional, jajanannya juga tradisional seperti lopis dan gethuk. Untuk roti kita sengaja tidak jual,” katanya.
Sementara, Bupati Kendal, Mirna Annisa yang hadir dan berkesempatan meresmikan pujasera tersebut mengatakan, Pujasera Ketapang ini bisa menjadi tujuan wisata kuliner untuk masyarakat Kendal.
“Mudah-mudahan Pujasera Ketapang ini bisa memberikan nilai positif dan menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kuliner yang lain sehingga mampu membuka peluang usaha dan peluang pekerjaan untuk masyarakat Kendal,” katanya. (Gus)