MetroTimes (Surabaya) – Lomba-lomba penghijauan dan pengembangan lingkungan yang telah digelar Pemerintah Kota Surabaya selama belasan tahun, dan diganti dengan lomba kampung baru, yakni Surabaya Smart City.
Berbeda dengan kompetisi-kompetisi sebelumnya yang masih cenderung fokus pada aspek tertentu, Surabaya Smart City memiliki fokus yang lebih luas, dengan cita-cita besar menjadikan kampung-kampung Surabaya jadi destinasi wisata.
Muzan Thoib Ketua LPMK Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari Surabaya mengatakan, dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat di masa pandemi Covid, sehingga masyarakat diharapkan kreatif untuk bisa keluar dari masa yang sulit terutama dari sektor ekonomi dan ini juga bisa menumbuhkan berbagai inovasi kreativitas dari warga. Salah satunya penetasan ikan, kemudian pembibitan lele, hidroponik, magot semacam managemen close. Ada pembibitan kemudian ada yang langsung bisa di konsumsi, kemudian makanannya juga bikin sendiri, sehingga kebutuhan masyarakat bisa sedikit teratasi dengan kondisi program dari Kampung Surabaya Smart City ini.
Peran Pemerintah kota Surabaya yang luar biasa, artinya Pemkot Surabaya memberikan stimulus, memberikan suatu rangsangan kepada masyarakat, sehingga timbul kreativitas dari masyarakat.
“Jadi Pemkot Surabaya sebagai penjembatan, sebagai stecholder memberikan peluang yang sangat luar biasa kepada masyarakat untuk berinovasi, berkreasi, sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki warga. Dan yang lebih diutamakan adalah komponen lokal yang ada di masyarakat tersebut yang diberdayakan,” terang Thoib di Kampung Surabaya Smart City, Kedondong Gg. II Tegalsari Surabaya, Senin (16-11-2020).
Peran masyarakat untuk Kampung Surabaya Smart City terutama yang paling dominan adalah motivator pak RT, dan di support oleh pak RW, kemudian LPMK dan Pak Lurah.
“Sebagai penyuport utama Kampung Surabaya Smart City tentunya juga dari partisipasi masyarakat sehingga disitu timbul suatu sinergi untuk saling mengisi melengkapi terutama untuk keguyupannya dan kegotongroyongannya. Jadi mana bisa kita berikan ke yang lain, karena disitu bisa semacam saling menutupi kekurangan-kekurangan yang ada,” kata Thoib.
Mewakili warga Kelurahan Tegalsari Thoib menjelaskan, tanggapan masyarakat sangat luar biasa dengan sistem mekanisme program yang diadakan oleh pemerintah kota ini dan berharap pemerintah kota tidak berhenti hanya sebagai lomba saja, tetapi ini nantinya bisa sebagai jembatan untuk komponen-komponen lokal, produk-produk lokal, sumberdaya lokal, supaya bisa dicarikan peluang-peluang pasar di dunia usaha di wilayah sekitar. Sehingga produk-produk yang sudah ada di UMKM yang ada di masyarakat itu bisa punya daya saing ditingkat dunia usaha dan yang terutama memberikan peluang adalah pemerintah kota Surabaya.
Surabaya akan ada pengganti Bu Risma.
Menurut Thoib, kita sebagai warga kota Surabaya, melihat Surabaya sudah dalam kategori baik. Bukan hanya tingkat regional, nasional, tapi sudah dunia mengakui kepemimpinan Bu Risma. Sehingga kebaikan-kebaikan yang sudah ditanamkan oleh Bu Risma memang harus diteruskan. Dan kebaikan tidak harus dihentikan, atau dibongkar pasang, apalagi diganti.
“Kami sebagai masyarakat Surabaya sangat mengharapkan penerus Bu Risma itu adalah orang-orang yang mengerti betul karakter dan program-program yang telah ditanamkan oleh Bu Risma itu sendiri. Jadi secara spesifik warga masyarakat kota Surabaya bisa memberikan hak pilihnya kepada pasangan nomor urut 01 Eri Cahyadi, sehingga program kebaikan kota Surabaya bisa diteruskan,” imbuh Thoib antusias mempertahankan kebaikan Bu Risma.
Sementara Suhartono Ketua RT 11, RW 06, Kelurahan Tegalsari menambahkan, kita sebagai generasi milineal ini memang yang kita harapkan ide-ide kreatif yang ada di wilayah kampung-kampung ini digalakkan. Apalagi ada wabah seperti Covid ini, warga harus bisa mencerna masalah ini biar tahu wabah ini berbahaya, tapi kita harus fokuskan untuk menjalankan protokol kesehatan.
“Pilwali ini memang warga dimanapun sudah mengetahui dan untuk Pilwali Surabaya ini khususnya selama dipimpin Bu Risma memang diakui memang nyata dan sudah banyak yang paham pembangunan kota Surabaya ini diakui dunia. Dan harus ada yang meneruskan,” pungkas Suhartono. (nald)