Metro Times (Purworejo) Sedikitnya 117 armada Angkutan Kota (Angkot) trayek Purworejo-Kutoarjo atau jalur A, menggelar aksi mogok narik (operasi), Kamis (12/11/2020). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap keberadaan halte Trans Jateng di sekitar kota Purworejo, tepatnya di area Plasa.
Menurut keterangan Agung Prihatin (52), salah satu pengemudi Angkutan umum jalur A, mengungkapkan, mogok akan dilakukan selama tiga hari, sampai dengan Sabtu (14/11/2020), atau sampai dengan tuntutan mereka dipenuhi, yakni Trans Jateng tidak boleh melewati jalur di dalam kota.
“Dengan adanya trans (Jateng) lewat plasa (kami) kena damoaknya, pendapatan kami merosot limapuluh persen,” katanya, diwawancarai Metro Times di sekitar Plasa Purworejo, hari ini.
Ia mengatakan, rata-rata setoran Angkot jalur A, perhari berkisar Rp 80 hingga Rp 90 ribu. Akibat adanya halte Trans Jateng, lanjut Agung Prihatin, saat ini pendapatan rata-rata Rp 30 ribu saja.
Hal serupa juga dialami pengemudi angkot lainya, Supriyadi (42). Bahkan Ia mengaku sempat mendapatkan hasil Rp 25 ribu, dalam satu hari. Terlebih, kondisi saat ini yang masih terpengaruh adanya pandemi. Ia berharap pengambil kebijakan dapat segera mencarikan solusi untuk permasalahan ini.
“Trans Jateng hanya boleh melintas di ring road (diluar jalur kota), itu tuntutan kami,” tandasnya.
Sementara itu Kasi Angkutan Orang dan Barang Dishub Purworejo, Onto Bogo, menuturkan pihaknya sudah mengetahui aksi mogok yang dilakukan oleh pengemudi angkot jalur A. Namun demikian, pihaknya belum dapat memberikan komentar terkait hal itu.
Sebelumnya, para pengemudi dan pengusaha angkutan umum juga telah menggelar audiensi dengan DPRD Kabupaten Purworejo, Rabu (11/11/2020). Mereka menuntut agar Trans Jateng hanya difungsikan sebagai penghubung antar daerah kabupaten, sehingga tidak berdampak pada angkutan umum lainya, khususnya dalam kota.(shp)
